NIIS Gunakan Masjid untuk Sembunyi dari Serangan Udara
MOSUL, SATUHARAPAN.COM – Militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) menyatakan keadaan darurat di kota Mosul. Kota di bagian utara Irak dan melarang gerakan semua transportasi. Mereka juga beralih bersembunyi di masjid-masjid untuk berlindung dari serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.
Pada hari Rabu (17/12), sumber dari kota Mosul yang tidak bersedia disebutkan namanya menyebutkan kepada kantor berita Bas News yang berbasis di Irbil, menunjukkan bahwa, "Setelah jet koalisi secara intensif menyerang Mosul dan daerah sekitarnya dan membunuh sejumlah besar militan NIIS, kemudian militan melarang semua pergerakan orang di kota itu."
"Militan NIIS tidak lagi tinggal di lingkungan pemukiman, mereka semua pindah ke masjid-masjid kota serta pos pemeriksaan di jalan-jalan untuk memeriksa orang," kata sumber itu.
Selama tiga hari terakhir semua gerakan transportasi dilarang, penduduk kota dan militan dilarang bergerak di Tel Kef dan kota-kota lain dekat dengan Mosul, kota kedua terbesar di Irak.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa pada hari Rabu (17/12), NIIS mengirimkan 63 mayat pemberontak ke rumah sakit di kota itu, selain sejumlah besar militan dalam kondisi terluka.
Serangan udara di pangkalan NIIS di kota itu juga disebutkan membunuh Direktur Keamanan Umum NIIS di kota Mosul, Abu Saad Lhebi.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...