Nilai Tukar Rupiah dan IHSG Anjlok
JAKARTA, SATUHARAPAN – Hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika di pasar uang anjlok mendekati Rp 11.000/US$. Indekl Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tercatat mendekati posisi 4.100.
Kemarin (20/8) pada penutupan perdagangannya, Bursa Efek Indonesia mengumumkan nilai indeks harga saham gabungan sebesar 4174.98 atau turun 138.54 poin (3%). Beberapa saham mencatat penurunan terbesar sahamnya: Bumi Resources Mineral, PT Visi Media Indonesia, PT Mulia Industrindo, dan PT Lamicitra Nusantara. Penurunan harga saham melampaui 20%.
Beberapa menyebutkan pengurangan stimulus Bank Sentra Amerika Serikat mendorong para investor mengalihkan investasi mereka ke AS. Pengurangan stimulus ini didasari asumsi kondisi perekonomian AS membaik. Akibatnya nilai dolar menguat terhadap berbagai mata uang lain.
Selain itu, penurunan IHSG dipicu juga SET Index yang menilai ekonomi Thailand memasuki resesi. Juga, adanya kebijakan China yang akan mengurangi karbon dan penilaian dari Goldman Sachs terhadap perkiraan harga batu bara termal turun menjadi US$ 83/ton dari US$ 85/ton direspons secara negatif.
Bank Indonesia juga mengumumkan bahwa kurs tengah mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sebesar Rp 10.504, menurun dari nilai sebelumnya Rp 10.451. Melemahnya nilai tukar rupiah yang hampir mendekati Rp 11.000/US$ perlu diwaspadai. Dampak terbesar adalah nilai utang pemerintah dan swasta makin membengkak. Banyak bank memiliki utang dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Kemampuan pengusaha untuk membayar utang menjadi menurun.
Bagi masyarakat, penurunan nilai tukar Rupiah ini membuat harga-harga sejumlah barang elektronik bakal naik. Ini adalah efek tidak langsung nilai dolar yang perkasa. Harga-harga peralatan elektronik naik karena ini adalah produk diimpor. (www.idx.co.id/ www.bi.go.id/web/id/)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...