NTB Punya Sepuluh Wakil Rakyat dari Partai Berbeda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengirimkan sepuluh wakil rakyat dari partai nan berbeda ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), lima tahun mendatang.
Mereka adalah Muhammad Lutfi (Golkar), Syamsul Luthfi (Demokrat), Willgo Zainar (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Sunardi Ayub (Hanura), Muhammad Syafrudin (PAN), Rachmat Hidayat (PDIP), Helmy Faishal Zaini (PKB), Ermalena MHS (PPP), dan Kurtubi (Nasdem).
Hal tersebut dirangkum berdasarkan pemaparan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi NTB, dalam rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2014 tingkat nasional, di di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Selasa (29/4) malam.
Menurut hasil yang telah disahkan KPUD Provinsi NTB itu, kemungkinan besar partai berlambang pohon beringin, Golkar, meraih dukungan suara terbanyaknya, mencapai 14 persen.
Namun, perolehan suara calon anggota legislatif (caleg) terbaik, bukan dari partai berwarna kuning itu, karena menurut hasil rekapitulasi, perolehan suara caleg tertinggi dimiliki Fahri Hamzah. Caleg PKS itu mengoleksi sekitar 5 persen total suara sah dapil NTB.
Profil Singkat Empat Wakil Rakyat Bengkulu
Muhammad Lutfi (Golkar), Anggota DPR-RI, yang ditempatkan pada Komisi VIII, bidang agama, sosial dan pemberdayaan perempuan.
Syamsul Luthfi (Demokrat), pernah menjabat pada beberapa posisi penting di wilayah Lombok, seperti Wakil Bupati Lombok Timur periode 2008-2013, Ketua PSSI Cabang Lombok Timur 2007-2013, dan Ketua DPRD Kabupaten Lombok Timur 2003-2004.
Willgo Zainar (Gerindra), merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Provinsi NTB (2012-Sekarang). Selain itu nama Wilgo juga tercatat sebagai Direktur Utama Nusa Terang Benderang Power (2008-Sekarang), dan Direktur Utama Bismika Muria Persada (2005-2008).
Fahri Hamzah (PKS), merupakan salah satu caleg petahana dapil NTB. Sejak terpilih sejak 2009, namanya tercatat dalam tiga posisi penting di DPR-RI, yakni sebagai Anggota Komisi III, bidang hukum, HAM, dan kemanan, kemudian Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN), dan Panitia Khisus Century atau Pansus Bank Century.
Sunardi Ayub (Hanura), ialah sosok incumbent nan sejak terpilih pada Pemilu 2009 menghuni Komisi III dan Badan Legislasi DPR-RI.
Muhammad Syafrudin, petahana Partai Amanat Nasional ini menempati kursi Anggota Komisi VII dan Badan Urusan Rumah Tangga DPR-RI periode 2009-2014.
Rachmat Hidayat, caleg PDIP nan diperkirakan mendapat kursi dari dapil NTB pada Pemilu 2014 ini merupakan Anggota Komisi VII DPR-RI, yang membidangi masalah energi sumber daya mineral, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup.
Selanjutnya terdapat nama Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal RI periode 2009-2014, Helmy Faishal Zaini. Pada Pemilu 2004, Caleg PKB ini juga terpilih menjadi wakil rakyat dari dapil NTB.
Ermalena MHS (PPP), kemungkinan besar menjadi satu-satunya caleg perempuan dari dapil NTB. Pernah mencatatkan namanya dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan bekerja sebagai Staf Khusus Menteri Agama RI.
Dengan lolosnya Emalena ke Senayan lima tahun mendatang, maka kemungkinan besar nama petahana Tommy Adrian Firman (PPP) pengganti Izzul Islam, gagal kembali ke gedung wakil rakyat tahun ini.
Terakhir, Kurtubi (Nasdem), merupakan sosok pensuinan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina. Namanya juga tercatat pernah menerima penghargaan dari Komunitas Migas Indonesia.
Gagalnya Lalu dan Baiq
Beberapa nama bangsawan dengan nama depan Lalu dan Baiq nan membanjiri dapil NTB kemungkinan besar akan gagal merebut kursi. Nama Lalu dan Baiq merupakan nama yang hanya boleh dipakai kalangan bangsawan suku Sasak. Setidaknya, terdapat enam caleg menggunakan nama depan Lalu dan empat dengan nama depan Baiq dalam DCT Dapil NTB Pemilu 2014.
Termasuk salah satu caleg ternama, Lalu Mara Satria Wangsa. Caleg Golkar nan dikenal sebagai orang kepercayaan Ketua Umum Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie, dan merupakan manajer klub sepak bola Pelita Jaya yang sejak 2013 berubah menjadi Pelita Bandung Raya, diperkirakan batal menghuni Gedung DPR-RI, karena kurang mendapat dukungan suara rakyat NTB.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...