NU: Caleg Harus Mampu Meredam Konflik di Masyarakat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seorang yang maju menjadi calon legislatif (caleg) harus memiliki sejumlah kemampuan. Dia harus pandai, cermat, menjadi mediator atau penengah ketika terjadi konflik, dan mampu memberikan solusi di tengah konflik. Hal ini disampaikan Nabil Haroen dari Nahdlatul Ulama (NU) kepada satuharapan.com ketika ditemui di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta pada Kamis (20/2).
Seorang caleg juga harus lebih sensitif dan peka dalam soal keagamaan sehingga dapat meredam gesekan dan kejadian-kejadian yang tidak perlu.
Di sisi lain Sekretaris Jenderal Pencak Silat Pagar Nusa ini berpendapat konflik agama yang terjadi di Indonesia baru-baru ini sebenarnya bukanlah kosakata yang tepat . “Ketika ada konflik yang terjadi di daerah, kita tidak bisa menganggap itu langsung sebagai konflik agama.” Menurutnya, konflik-konflik yang terjadi itu konflik-konflik personal.
Nabil Haroen menyebutkan para pengurus wilayah maupun pengurus cabang NU di seluruh Indonesia sangat berperan aktif sesuai kapasitasnya masing-masing ketika Indonesia mengalami konflik, terutama konflik terkait agama.
“Misalnya contoh kasus di Jawa Timur. Pengurus wilayah dan pengurus cabang juga sangat aktif. Mungkin mereka tidak terekam media saja. Tetapi sangat berperan aktif. Kalau kita sebutkan namanya sangat banyak.“
Peran aktif NU ini dilatarbelakangi pemahamannya bahwa “Islam itu bukan hanya agama syari’at saja, tetapi Islam adalah agama peradaban, agama ilmu pengetahuan, agama kemanusiaan dan mereka (warga NU) paham semua.”
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...