NU Promosikan Islam Nusantara kepada Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Panitia International Summit Of The Moderate Islam Leaders (ISOMIL), H. Imam Azis, mengatakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hari Senin tanggal 9 - 11 akan menggelar ISOMIL di Jakarta, dengan tema"Islam Nusantara, Inspirasi Peradaban Dunia".
“Tujuan dari kegiatan Internasional ini adalah untuk menyegarkan kembali misi Islam dan mendorong adanya langkah konkret dari pengambilan kebijakan dalam membangun peradaban umat manusia di dunia yang damai dan adil, terutama dalam mengatasi masalah terorisme dan radikalisme agama di dunia saat ini yanf sudah sangat mengkhawatirkan,” kata Imam di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, hari Senin (9/5).
Selain itu, kata Imam. PBNU memandang konflik di Timur Tengah dengan mengatasnamakan agama Islam adalah sumber radikalisme yang kemudian menyebar keseluruh dunia.
“Selama konflik tersebut belum terselesaikan, bibit radikalisme dengan latar belakang agama Islam akan terus tumbuh dan menyebar di berbagai tempat. Menyelesaikan konflik Timur Tengah, berarti menutup lahan persemaian radikalisme, sekaligus menyelematkan kawasan itu dari kehancuran total peradabannya akibat perang panjang,” kata dia.
Menurut Imam kelompok-kelompok radikal telah membangun ideologi dengan merujuk pada elemen-elemen dalam ajaran Islam yang otoritatif (al-quran dan Hadits) berikut penafsiran yang sesuai dengan ideologi politik mereka.
Di sisi lain, kata Imam, ada kalangan yang fobia Islam yang terus aktif bergerak dengan cara menggeneralisasi Islam sebagai bagian daru radikalisme dan terorisme.
“NU dan kalangan Islam Moderat ditantang untuk menegaskan interpretasi Islam yang benar, argumentatif dan kokoh serta secara tuntas menolak ideologi radikal,” kata dia.
“Bersama ulama moderat dari seluruh dunia, NU dituntut untuk menjernihkan, mana tafsir yang harus ditolak dan mana yang harus dikembangkan, dan mengajak seluruh dunia untuk mendukung tafsir kalangan moderat dan memarginalkan tafsir radikalisme,” dia menambahkan.
Selain itu, kata Imam, kompetensi NU mesti didorong untuk berperan aktif dengan pemahaman keagamaan Islam yang moderat, yakni mendudukkan persoalan dari sudut pandang agama dan menggalang konsolidasi global para ulama dan umat yang sepaham.
“Di level negara, kompetensi Indonesi terkait dengan keberadaanya sebagai bangsa muslim terbesar di dunia, serta posisinya yang netral dalam berbagai konflik internasional, diharapkan berperan aktif untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Apalagi doktrin politik luar negeri Indonesia bebas dan aktif, serta pengalamannya dalam resolusi berbagai konflik di dalam dan luar negeri, makan peran Indonesia adalah menjalankan diplomasi Internasional," kata dia.
Acara ISOMIL dijadwalkan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Acara itu akan dihadiri ulama dunia lebih dari 50 negara dan ratusan ulama dari dalam negeri yang berpandangan ahlussunah waljamaah atau moderat.
Acara ini akan diisi dengan sejumlah diskusi terkait persoalan terorisme dan radikalisme agama di dunia. Beberapa tokoh yang akan mengisi acara tersebut antarai lain Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan Kepala BNPT Komjen Muhammad Tito Karnavian.
Juga ada Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, Kepala OJK Muliaman D Hadad, Kepala BIN Sutiyoso, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, ulama tafsir Muhammad Quraisy Shihab, dan sejumlah ulama dari negara sahabat.
Adapun perwakilan negara-negara yang sudah tiba di lokasi antara lain dari Sudan, Aljazair, India, Maroko, Rusia, Thailand, Yordania, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Inggris, Suriah, Sinegal, Afghanistan, Spanyol, Yunani, Belarusia, Korea Selatan, Pakistan, Libya, Oman, Lebanon, Amerika Serikat, Australia, dan Lithuania.
Editor : Eben E. Siadari
KPK Tetapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Tersangka Kasus...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal PDI Perju...