Nyanyian Kelana dan Lagu-lagu Alam dari Tanah Timur
JAKARTA, SATUHARAPANCOM – Bumi Nusantara beserta seluruh keindahannya mencandrakan ‘lagu-lagu alam’ yang syahdu. Lagu-lagu itu didendangkan oleh Nyanyian Kelana, sekelompok anak muda yang gemar menjelajahi tanah pertiwinya. Lewat lagu-lagu dari Pulau Seribu, Pura Bali, dan Nusa Tenggara nyanyian anak muda ini dikemas santai dan interaktif.
Cantika Abigal, Audrey, Gamaliel Tapiheru, Febrian, Teddy Adhitya, Yura Yunita, Bismo Aryo, dan Meizal Rossi adalah tokoh pelantun tembang dari tanah timur itu. Panggung auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat disulap menjadi sebuah diorama.
Sebuah perjalanan musikal dikisahkan oleh anak-anak muda ini, pada hari Sabtu (26/9). Tampil pertama, Febrian, disusul Cantika mendendangkan lagu Rayuan Pulau Kelapa. Puluhan pasang telinga merekam keindahan lantunannya. Mendayu-dayu, mengajak penonton terbuai suasana pantai buatan.
Selanjutnya, pergelaran mendadak hening. Seluruh penampil bernyanyi tanpa musik membawakan lagu Janger. Sesekali tangannya menghentak-hentak panggung, sesekali pula diangkat bak memeragakan tarian kecak. Suaranya bertaut-tautan, bersahut-sahutan, iramanya apik dan tertata rapi. Ruang menjadi gelap dan sakral. Beberapa detik setelah lagu selesai, riuh tepuk tangan menggema.
Raut-raut penampil yang sebelumnya serius mendadak menjadi riang kembali, layaknya anak muda menikmati masa liburannya.
“Ceritanya kami sedang di Bali. Lalu, ayok sekarang kita ke Lombok,” ujar Ayumi Astriani, si pembawa acara.
Penyanyi-penyanyi muda itu lalu menyulap panggung layaknya kapal. Sambil menunggu mendarat, seluruhnya mengajak penonton bermain Sedang Apa.
“Sedang apa-sedang apa, sedang apa sekarang....” teriak penonton bersahut-sahutan.
Tak tergambar jarak antara penampil dan penonton. Beberapa menit kemudian, suasana kembali syahdu. Audrey, Meizal Rossi, dan Yura Yunita berturut-turut menyanyikan lagu asal Tanah Nusa Tenggara. Disusul penampil lain menyanyikan “Ayo Kembali ke Timur”.
Pergelaran 45 menit itu tak terasa berlangsung lama. Lewat nyanyian timur ini, nasionalisme musikus-musikus muda itu tumbuh dan menularkannya melalui karya yang apik.
“Buat apa ke luar negeri kalau semuanya ada di Indonesia. Cinta negeri, cinta Indonesia,” mereka berteriak.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...