Obama: Atasi ISIS di Irak Tidak Bisa dalam Beberapa Minggu
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menegaskan tidak ada cara instan untuk mengatasi krisis yang memecah belah Irak akibat gerilya yang dilakukan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sekalipun dilakukan dalam beberapa minggu.
Sebelumnya, serangan udara AS pada Sabtu kemarin telah menghancurkan senjata milik militan ISIS yang digunakan untuk menyerang warga sipil Kurdi Irak. Pesawat tempur AS menyerang sasaran militan selama dua hari berturut-turut sejak Jumat (8/8).
“Menurut saya kita tidak mungkin memecahkan masalah ini dalam beberapa minggu. Ini akan memakan waktu lama,” kata Obama dalam konferensi pers di Washington, seperti dikutip reuters.com, Minggu (10/8).
Obama menambahkan, yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas yaitu lebih dari sekedar menghancurkan senjata mereka, dan mengkritik pemerintah pimpinan Syiah, Perdana Menteri Nuri al-Maliki karena gagal melindungi warga Sunni Irak. Maliki telah banyak dikritik karena kebijakan otoriter dan sektarian yang telah mendiskriminasi kaum Sunni dan membuat kebijakan yang mendorong beberapa warga lainnya untuk mendukung pemberontakan.
Dikatakan Pusat Komando AS, tidak lama setelah Obama berbicara itu, pesawat AS menghantam target kendaraan lapis baja milik ISIS di daerah di mana militan menimbulkan ancaman terhadap kelompok minoritas.
Empat serangan yang dilakukan dengan gabungan drone dan jet tempur, menghancurkan beberapa kendaraan lapis baja dan truk bersenjata.
Kemudian pada hari Sabtu yang sama, tambah Pusat Komando AS, militer AS telah ketiga kalinya memberikan bantuan melalui udara (airdrop) berupa makanan dan air kepada warga Yazidi Irak yang telah berlindung di Gunung Sinjar, Irak utara yang dikepung oleh ISIS.
Obama mengatakan Washington akan terus memberikan bantuan militer dan saran ke Baghdad dan pasukan Kurdi, tapi dia juga berulang kali menekankan pentingnya Irak membentuk pemerintahan inklusif sendiri.
“Saya pikir ini sebuah teguran kepada seluruh warga Irak, untuk mengakui bahwa kita perlu memikirkan kembali bagaimana menyelesaikan suatu urusan jika negara tidak bersama-sama,” kata Obama yang sebelum pergi berlibur selama dua minggu pada konfernsi pers itu.
ISIS telah menangkap banyak warga Irak utara sejak Juni di mana tawanan mereka yaitu kaum Muslim non-Sunni, mengusir puluhan ribu orang, sebelum serangan udara pertama AS di wilayah itu, sejak Washington mengirimkan pasukan di sana pada tahun 2011. (reuters.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...