Obama: Kegagalan Kontrol Senjata Adalah Keputusan Politik
WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, mengatakan kegagalan dalam menangani kontrol senjata adalah “keputusan politik” dan dia berjanji mendorong reformasi setelah insiden penembakan massal terbaru di AS.
“Kelambanan kami adalah keputusan politik yang kami buat,” kata Obama, hari Jumat (2/10), di Washington D.C.
Obama kembali menyerukan pencapaian undang-undang guna mengekang aksi kekerasan bersenjata setelah tragedi pada Kamis (1/10) di sebuah perguruan tinggi di AS.
“Jangan lupa bahwa kejadian ini terjadi setiap hari di seluruh negeri,” kata Obama.
Obama mendesak para pemilih membantu mendorong pengesahan undang-undang pengendalian senjata yang diblokir Kongres. “Anda harus memastikan bahwa siapa pun yang Anda pilih berada di sisi yang benar untuk menangani isu tersebut,” kata dia. “Saya pikir ini tidak wajar. Saya rasa kita harus mengubahnya. Tapi saya tidak bisa melakukannya sendirian," kata Obama.
Penembakan tersebut terjadi di Gedung Sains Umpqua Community College di Kota Roseburg, Oregon pada hari Kamis (1/10). Pelaku berusia 26 tahun itu telah tewas tertembak setelah mengalami baku tembak dengan polisi.
Menurut situs resmi kampus lebih dari 3000 mahasiswa terdaftar di Umpqua Community College dan 58 persen di antaranya adalah perempuan. Sebagian besar mahasiswa di situ belajar paruh waktu dan berusia di atas 30 tahun.
Aksi penembakan ini rupanya bukan pertama kalinya terjadi di AS. Sebelumnya penembakan serupa juga pernah terjadi di Universitas Negeri Florida dan melukai tiga orang pada November 2014. Selain itu aksi penembakan juga menewaskan tiga mahasiswa Muslim di apartemen dekat Universitas North Carolina, Chapel Hill pada Februari 2015. (AFP).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...