Obama: ‘Teroris’ Tidak Mewakili Satu Miliar Muslim Dunia
Kami tidak berperang melawan Islam
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendesak para pemimpin negara-negara Barat dan Muslim bersatu untuk mengalahkan “janji-janji palsu ekstremisme” dan menolak gagasan bahwa kelompok “teroris” mewakili Islam.
“Para teroris tidak berbicara mewakili satu miliar warga Muslim,” kata Obama dalam konferensi tingkat tinggi selama tiga hari di Washington mengenai upaya melawan radikalisme, yang dihadiri delegasi dari 60 negara setelah terjadi serangkaian serangan brutal di Eropa dan Timur Tengah.
Menggambarkan kelompok-kelompok seperti Islamic State (ISIS) dan Al-Qaeda “putus asa untuk memperoleh legitimasi,” Obama meredakan para kritikus di dalam negeri yang mengecamnya karena ia tidak menggambarkan serangan di Denmark, Prancis, Suriah dan Libya sebagai ulah “radikal Islam.”
Obama mengatakan bahwa mengaitkan ISIS atau Al-Qaeda dengan Islam akan menghasilkan narasi yang salah seperti yang dinginkan kelompok-kelompok tersebut.
“Mereka mencoba untuk menggambarkan diri mereka sebagai pemimpin agama, pejuang suci,” kata Obama, Rabu (18/2).
“Mereka bukan pemimpin agama, mereka adalah teroris. Kami tidak berperang dengan Islam.”
Obama menegaskan penting untuk tidak menganggap buruk satu masyarakat cuma karena kepercayaan mereka, dan menyeru para pemimpin Muslim agar berbicara keras dalam memerangi fanatisme dengan kekerasan.
"Tak ada agama yang bertanggung jawab atas terorisme, orang bertanggung jawab atas kekerasan dan aksi teror," kata Obama.
Obama mengatakan kepada para delegasi dalam konferensi yang digelar selama tiga hari tersebut bahwa memerangi ekstremisme tidak bisa menang hanya dengan kekuatan militer saja.
Masyarakat, kata dia, harus melakukan peran mereka.
“Para teroris ini adalah ancaman pertama dan terutama untuk masyarakat yang menjadi target mereka,” ujarnya.
Saat acara tiga-hari tersebut memasuki hari keduanya, Obama dan Wakil Presiden Joe Biden berbicara panjang untuk tidak mengatakan bahwa itu adalah pertemuan puncak mengenai fanatisme Islam.
Selama pidato setengah-jam, Obama berbicara mengenai tantangan lain dalam menghadapi sikap keras, termasuk penanganan kesulitan politik dan ekonomi yang dimanfaatkan oleh pelaku teror. Ia menambahkan masyarakat juga memainkan peran penting dalam memerangi fanatis yang melibatkan kekerasan. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...