Obesitas Bebani AS dalam Produktivitas Kerja
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Obesitas di kalangan pekerja di Amerika Serikat mengurangi produktivitas di negara itu setiap tahunnya dengan nilai kerugian setara dengan 8,65 miliar dolar Amerika (sekitar Rp105,2 triliun), menurut studi yang dirilis pada Jumat (14/11).
Studi dari para peneliti Yale University itu merupakan yang laporan pertama yang memberikan perkiraan kerugian karena ketidakhadiran pekerja karena masalah obesitas.
Kerugian tersebut berkisar dari 14,1 juta dolar Amerika (sekitar Rp171,5 miliar) di Wyoming hingga 907 juta dolar Amerika (sekitar Rp11 triliun) di California, katanya, seraya menambahkan bahwa obesitas menyumbang 9,3 persen ketidakhadiran secara nasional.
“Memahami semua kerugian ekonomi akibat obesitas, termasuk rendahnya produktivitas, adalah sesuatu yang penting bagi pembuat kebijakan yang bekerja menangani pencegahan obesitas di tingkat mana pun,” kata ketua studi Tatiana Andreyeva.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa orang-orang yang kelebihan berat badan sering tidak masuk kerja karena alasan kesehatan.
“Mengukur tidak hanya biaya perawatan kesehatan terkait obesitas, tetapi juga biaya ekonomi, merupakan hal penting untuk menginformasikan pengambilan keputusan,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Hampir 35 persen orang dewasa di AS mengalami obesitas, menurut Centers for Disease Control and Prevention, yang memperkirakan biaya medis tahunan terkait obesitas mencapai 147 miliar dolar Amerika (sekitar Rp1,78 kuadriliun). (AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...