Oposisi Mau Mundur, Negosiasi Suriah Terancam Buntu
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Komite Tinggi Negosiasi (HNC) dari kelompok oposisi Suriah mengancam akan menangguhkan partisipasinya dalam pembicaraan damai yang didukung PBB, jika tidak ada kemajuan pada transisi politik dari pemerintahahn Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Perwakilan HNC, hari Minggu (17/4) mengatakan negosiasi tidak langsung bisa gagal jika rezimSuriah menolak untuk berkompromi tentang isu-isu politik dan kemanusiaan.
"Kami mungkin menangguhkan (partisipasi dalam) pembicaraan, jikadilanjutkan dengan cara ini, dan tidak akan ada prospek untuk solusi politik," kata anggota HNC, Abdulhakim Bashar, kepada AFP.
Pemerintah Suriah dan HNC tiba di Jenewa pekan lalu untuk putaran baru perundingan yang diselenggarakan oleh utusan khusus PBB, Staffan de Mistura.
Isu Nasib Al-Assad
HNC mempertanyakan komitmen rezim untuk solusi politik menyelesaikan perang saudara lebih dari lima tahun di Suriah, terutama setelah kekerasan baru di Provinsi Aleppo.
Sebuah serangan oleh pemerintah yang didukung serangan udara Rusia terjadi di dekat Aleppo, di tengah gencatan senjata yang rapuh sejak 27 Februari lalu.
"Situasi kemanusiaan terus memburuk, isu tahanan belum ada kemajuan, gencatan senjata hampir runtuh, dan sekarang ada serangan di Aleppo dari tiga sisi," kata Bashar.
"Mengingat faktor-faktor ini, kami meninjau segala sesuatu, dan kami terus mengadakan pertemuan hari ini sehingga besok (Senin) kami bisa memutuskan apa yang harus dilakukan."
Hampir Buntu
Seorang anggota delegasi HNC yang berbicara secara anonim karena ia tidak berwenang untuk membuat pernyataan pers, mengatakan pembicaraan hampir menemui "jalan buntu".
"Negosiasi hampir menemui kebuntuan dengan penolakan oleh rezim untuk kompromi tentang nasib Al-Assad dalam pembicaraan di Jenewa," kata anggota tersebut.
Dia memperingatkan bahwa putaran saat ini "berisiko gagal" jika kekuatan dunia, khususnya Amerika Serikat dan Rusia, tidak memberikan tekanan pada Damaskus.
Nasib Al- Assad tetap merupakan titik utama dalam pembicaraan damai, dengan oposisi Suriah bersikeras untuk mengakhiri pemerintahan Al-Assad sejak konflik pecah pada tahun 2011. Tapi rezim menolak hal itu dan nasib kepemimpinan Al-Assad sebagai isu dalam "garis merah".
Lebih dari 270.000 orang tewas dalam perang saudara di Suriah, dan jutaanorang hidup terlantar, jutaan lainnya mengungsi di luar negeri.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...