Oposisi Suriah Ajukan Syarat Pemberlakuan Gencatan Senjata
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Koalisi oposisi Suriah pada hari Sabtu (20/2) mengatakan bahwa pihaknya akan menyetujui usulan gencatan senjata sementara dari negara-negara adidaya dengan beberapa syarat, di antaranya para sekutu rezim, yaitu Rusia dan Iran, harus menghentikan penyerangan mereka.
Melalui sebuah pernyataan, Komite Negosiasi Tinggi (HNC) juga mengatakan akan menerima gencatan senjata asalkan pengepungan dihentikan dan bantuan kemanusiaan dikirim secepatnya.
“Faksi-faksi pemberontak telah menyetujui kemungkinan untuk mencapai gencatan senjata yang dilakukan melalui mediasi internasional dan dengan jaminan bahwa Rusia, Iran bersama para milisi sektarian dan tentara bayaran mereka menghentikan pertempuran,” ujar kepala HNC Riad Hijab.
HNC adalah sebuah kelompok yang memayungi badan politik oposisi dan faksi pemberontak yang dibentuk untuk berpartisipasi dalam negosiasi dengan rezim.
Namun negosiasi tersebut mengalami kegagalan awal bulan ini, sehingga negara-negara adidaya pekan lalu mengusulkan gencatan senjata sebagai bagian dari rencana untuk memungkinkan perluasan akses kemanusiaan.
Gencatan senjata tersebut seharusnya diberlakukan mulai Jumat, tapi kemajuannya lambat bahkan terkait penghentian sementara pertempuran, yang malah semakin intensif akhir-akhir ini.
Oposisi "ingin menanggapi secara positif upaya internasional untuk menghentikan pertumpahan darah Suriah,” menurut pernyataan yang dirilis setelah pertemuan HNC.
"Tapi... tidak akan ada gencatan senjata kecuali pertempuran dihentikan secara bersamaan oleh semua pihak yang terlibat pertempuran, pengepungan dicabut, bantuan kemanusiaan dikirim kepada mereka yang membutuhkan, dan para tahanan, terutama perempuan dan anak-anak, dibebaskan," tambahnya. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...