Orangtua di Pakistan Ampuni Pembunuh Anak
LAHORE, SATUHARAPAN.COM – Orangtua dari anak yang menjadi korban bom bunuh diri pada serangan Minggu Paskah tahun 2016 di Gulshan-i-Iqbal Park, Pakistan telah mengatakan kepada Uskup Agung Lahore bahwa mereka telah mengampuni orang yang membunuh anak mereka.
“Mereka mengatakan kepada saya bahwa homili saya tentang rahmat dan pengampunan sangat membantu mereka, karena mereka telah kehilangan seorang putra dalam serangan di Gulshan-i-Iqbal Park, Lahore, Minggu Paskah (2016) dan mereka telah mengampuni pelaku bom bunuh diri yang meledakkan dirinya dalam sebuah serangan,” kata Uskup Agung Lahore, Uskup Sebastian Shaw kepada Bantuan amal Katolik, Aid to the Church in Need (CAN) atau Bantuan untuk Gereja yang Membutuhkan, yang dikutip kembali Catholic Herald, hari Selasa (10/1).
“Setelah merayakan Misa Kudus saya menemui pasangan yang sudah menikah untuk mengucapkan terima kasih atas berkat bagi mereka,” kata dia.
Kelompok Taliban Pakistan Jamaat-ul-Ahrar, yang terafiliasi dengan ekstremis Islamic State Iraq and Syria (ISIS), mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 78 orang dan melukai lebih dari 300.
Umat Kristiani di Pakistan telah menderita sejumlah serangan bom bunuh diri di sejumlah gereja dan tempat umum, termasuk penargetan gereja-gereja di Youhanabad, Lahore di Maret 2015, di mana setidaknya 15 orang meninggal dunia dan puluhan luka-luka.
“Keamanan di Pakistan saat ini sudah ditingkatkan terutama saat perayaan keagamaan kami, tetapi di sisi lain masih banyak orang yang merasa cemas dengan kejadian saat Paskah lalu, bisa saja kami yang sekarang menjadi korban,” kata dia.
Dia menekankan Tahun Pengampunan memberi berkat untuk seluruh gereja terutama gereja di Pakistan, karena menurut dia, doa dari seluruh umat Kristiani menguatkan bahwa Pakistan tidak dalam kesendirian.
“Tahun Pengampunan ini adalah momen yang sangat spesial. Umat Kristiani Pakistan sangat baik dalam mengampuni,” kata dia.
Saat Shaw menghadiri acara tahunan ACN pada Oktober lalu, dia membicarakan tentang serangan pada perayaan Paskah tahun 2016 dan prasangka yang ditujukan kepada umat Kristiani di Pakistan termasuk dengan adanya paham kebencian yang disisipkan dalam kurikulum pendidikan negara.
Shaw menjelaskan komunitas Kristiani di Pakistan adalah masyarakat yang ramah, terbuka, dan cinta negara walau memiliki hambatan tersebut. “Kristiani di Pakistan ingin menghadirkan masyarakat yang baik,” kata dia.
Jumlah penduduk Muslim di Pakistan hampir mencapai 190 juta jiwa, dan Kristiani hanya dua persen dari penduduk total. Sementara itu 450.000 umat Katolik banyak mendiami Provinsi Punjab, Pakistan.
“Kami adalah minoritas yang sangat kecil, dan di saat yang sama kami adalah gereja yang hidup. Mayoritas Kristiani merupakan kelompok miskin, tetapi kami memiliki iman yang sangat kaya,” kata dia.
- Baca Juga
- Pasca Bom Paskah, Warga Lahore Tak Takut Beraktivitas Lagi
- Pemimpin Gereja Pakistan Sudah Ingatkan akan Ada Serangan
- Bom Bunuh Diri Pakistan Targetkan Umat Kristen 67 Meninggal Dunia
- Tiga Anak Pakistan Meninggal Dunia dalam Serangan Perbatasan
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Film The Last Dance Pecahkan Rekor Box Office Hong Kong
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - "The Last Dance", sebuah film drama berlatarkan rumah duka yang...