Orangutan Albino Perlu Hutan Khusus
KALIMANTAN, SATUHARAPAN.COM – Alba, demikian nama orangutan itu. Tidak seperti orangutan pada umumnya, bulu-bulu di tubuh monyet besar itu bukan berwarna hitam melainkan pirang kecoklatan. Matanya pun berwarna biru.
Orangutan berusia lima tahun itu diselamatkan di desa Tanggiran, Kalimantan Tengah bulan April lalu setelah tampaknya ditangkap penduduk setempat. Adalah yayasan Borneo Orangutan Survival atau BOS yang melakukan usaha penyelamatan tersebut.
Pada waktu itu, monyet besar itu dalam keadaan yang buruk. Di sekitar hidung hewan itu, tampak luka menganga, kemungkinan akibat perjuangan orangutan itu untuk membebaskan diri tatkala penduduk setempat mencoba menangkapnya. Ia juga didapati menderita infeksi parasit dan mengalami dehidrasi. Namun kini, Alba dalam keadaan sehat dan beratnya telah naik dua kali lipat.
Direktur BOS Dr Jamartin Sihite mengatakan, dalam 25 tahun sejarah organisasi tersebut, belum pernah menemukan orangutan semacam itu. Ia mengatakan, orangutan adalah binatang langka, dan orangutan albino bahkan lebih langka lagi.
Jamartin mengatakan, perlu usaha intensif untuk menyelamatkan Alba.
“Alba tidak dapat begitu saja dikembalikan dengan selamat ke hutan, karena masalah kesehatan yang berhubungan dengan ketiadaan pigmennya dan juga penglihatan serta pendengaran yang buruk dan kemungkinan akan terkena kanker kulit kelak dalam hidupnya,” katanya.
BOS mengatakan, sedang berusaha menggalang dana sebesar 80 ribu dolar (Rp 1,08 miliar) untuk membeli lahan bagi hutan lindung khusus dekat pusat rehabilitasi orangutannya di Kalimantan Tengah.
“Kami ingin memastikan Alba dapat hidup dengan bebas dan nyaman, kami akan membuat lingkungan hutan khusus baginya, dimana ia dapat hidup dengan bebas dalam habitat alam, tetapi dilindungi terhadap ancaman kehadiran manusia,” kata Jamartin.
Yayasan tersebut mengatakan, Alba akan hidup di hutan lindung itu bersama tiga orangutan lain yang sudah akrab dengannya sejak diselamatkan dari desa Tanggiran.
“Ada tiga atau empat orangutan akan ditempatkan bersama-sama. Mereka sejauh ini bersosialisasi dengan baik. Kalau mereka dapat survive, mereka akan menjadi kelompok yang akan bersama-sama dilepaskan ke hutan,” kata Alba.
International Union for Conservation of Nature menyatakan orangutan Kalimantan telah terancam punah sejak tahun lalu. Organisasi tersebut mengatakan, jumlah orangutan telah turun hampir dua pertiga sejak awal tahun 1970-an sementara perkebunan menghancurkan dan memecah-belah habitat hutan mereka.
Jamartin mengatakan, Alba dan teman-temannya perlu diselamatkan segera. Jika tidak, orangutan Kalimantan hanyalah tinggal cerita dalam sejarah bagi generasi masa depan. (voaindonesia.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...