Pada Hari Kenaikan Yesus Kristus
SATUHARAPAN.COM - ”Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit?” Demikian sapaan malaikat Tuhan kepada para murid Yesus. Mereka terpukau menyaksikan Sang Guru pergi dalam kemuliaan-Nya. Itu bukan peristiwa biasa. Tak heran, semua terpaku menyaksikannya.
Para murid itu terpaku karena terpukau. Namun, keterpakuan itu membuat mereka sesaat lupa diri. Keterpakuan menyebabkan mereka lupa tanggung jawab. Memang, terpaku karena terpukau tak salah-salah amat. Menjadi masalah, jika keterpakuan menyebabkan mereka alpa kewajiban. Karena itulah, malaikat menegur mereka.
Kita tak pernah tahu berapa lama para murid terpaku. Tak pernah juga kita tahu berapa lama mereka menengadah ke langit. Yang kita tahu, mereka ditegur karena terlalu asyik memandang langit. Dan terlalu asyik memandang langit membuat mereka untuk sesaat lupa memandang bumi—lupa tanggung jawab sebagai saksi Kristus.
Apa artinya menjadi saksi Kristus? Salah satunya ialah memperlihatkan Kristus! Menyatakan Kristus dalam hidup kita sehingga orang lain dapat melihat Kristus dalam diri kita. Mungkinkah terjadi? Sesungguhnya, itu bukan masalah kemungkinan, tetapi apakah kita mau menyatakan perasaan dan pikiran Kristus dalam hidup kita! Sehingga orang lain dapat berkata, ”Ya, mereka berperasaan dan berpikir seperti Kristus!”
Pada hari kenaikan Yesus Kristus ini, mari kita bebenah! Mari kita kembali memeriksa kewajiban-kewajiban yang harus kita tanggung—entah di keluarga, gereja, dan masyarakat. Apakah kita telah memperlihatkan Kristus kepada dunia di mana kita berada? Itu berarti kita memandang bumi, tempat di mana Tuhan meletakkan kita!
Mumpung masih ada waktu.
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...