Loading...
INSPIRASI
Penulis: Katherina Tedja 01:00 WIB | Minggu, 01 November 2015

Pada Suatu Ibadah

Diamlah... Allah yang Kekal hadir di sini.
Berserah (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Pada suatu ibadah, di suatu tempat dan pada suatu masa… kehangatan persaudaraan di antara saudara seiman sepanjang zaman dan lintas budaya masih merupakan cita-cita agung.

Di sini… sistem kasta dibagi bahkan lebih terperinci melebihi lapisan kasta Pembelanja Indonesia yang menjadi penggolongan Miss Jinjing. Jangan coba-coba menembus kotak kaca yang tidak kasat mata itu… kalau tidak ingin terbentur dan terluka. Karena ayam bergaul dengan ayam, bebek bergaul dengan bebek, dan burung merak dengan burung merak….

Lihat, seseorang mengangkat kakinya yang jenjang di sela-sela kursi di depannya. Padahal di bioskop dia melipat tungkainya dengan rapi, mematuhi pengumuman yang mewanti-wanti agar penonton tidak mengangkat kakinya.

Di sebelah sana… ada umat yang tidak percaya bahwa hidupnya berada di tangan Penguasa Semesta Alam. Karena itu, ke gereja pun… dia membawa rombongan bodyguard-nya, yang memasuki ruangan 15 menit setelah junjungan yang sedang dijaganya—entah dari apa dan siapa—datang… dan pergi 15 menit setelah beliau pergi. Parahnya, semua itu berlangsung di tengah-tengah ibadah.

Sementara seseorang melenggang santai meski terlambat, seakan-akan penunjuk waktu merupakan barang asing baginya. Orang yang lain sangat menghargai waktunya, dia acap terbirit-birit keluar sebelum ibadah dibubarkan… abai dengan persaudaraan yang wajib dibina dengan tulus lebih dari sekadar jabat tangan basa-basi yang tidak melibatkan hati.

Orang yang lain lagi mulai menggulirkan layar gawainya… ke atas dan ke bawah… ke kiri dan ke kanan… satu detik setelah menghenyakkan tubuhnya di atas kursi. Orang di bangku sebelahnya serta-merta menutup mata terbuai oleh nina bobok kalimat agung yang seharusnya memberikan pencerahan dan mendatangkan pertobatan. Tetapi orang yang duduk di sudut itu… istimewa sekali… dia menatap terpaku ke mimbar, namun angan-angan… telah membawa pikirannya ke negeri antah-berantah….

Ya… ibadah telah pula menjadi tempat berpacaran gratis yang cukup asyik… ajang pertemuan dan pergaulan, serta tempat ngobrol-ngobrol… Dan sayalah salah satu pelanggar itu….

Ah… betapa inginnya saya sujud mencium bumi untuk sekeping ampunan dari meja kemurahan-Mu… Jiwaku… Diamlah… tenanglah… gentarlah… seganlah… dan gemetarlah…! Sebab Allah yang Kekal hadir di sini.

Sungguh hanya oleh belas kasihan-Mu… saya mampu melakukan yang benar.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home