Loading...
SAINS
Penulis: Melki 12:02 WIB | Rabu, 19 Februari 2025

Pakar Usulkan Materi Toksikologi Masuk Kurikulum Pendidikan

Pakar toksikologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar) Prof Ilmiawati (kanan) saat dikukuhkan sebagai guru besar di Unand. (ANTARA)

PADANG, SATUHARAPAN.COM - Pakar Toksikologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar) Prof Ilmiawati menekankan pentingnya memasukkan materi toksikologi ke dalam kurikulum pendidikan kesehatan.

"Tujuannya agar tenaga kesehatan mampu mengenali, mendiagnosis dan menangani berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan toksikan secara lebih komprehensif," kata Prof Ilmiawati di Padang, Rabu (19/2).

Toksikologi merupakan cabang keilmuan yang mempelajari efek berbahaya dari bahan kimia, biologi dan fisik pada organisme hidup serta lingkungan.

Menurut dia, tenaga kesehatan harus memahami dampak toksikan lingkungan terhadap kesehatan masyarakat. Integrasi toksikologi ke dalam kurikulum pendidikan kesehatan untuk memastikan bahwa dokter, perawat maupun peneliti di masa depan dapat mengenali serta mengurangi risiko paparan toksikan.

Prof Ilmiawati mengatakan berdasarkan sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mahasiswa kedokteran yang dilatih dalam kesehatan lingkungan lebih siap menangani penyakit kronis yang terkait dengan paparan toksikan.

Merujuk penelitian itu, ia berpandangan pentingnya memasukkan materi toksikologi ke dalam kurikulum pendidikan kesehatan di tataran perguruan tinggi di Tanah Air.

Ia menjelaskan di tengah perkembangan teknologi dan industrialisasi, manusia terus terpapar berbagai bahan kimia berbahaya yang dapat mengancam kesehatan maupun lingkungan. Toksikologi berperan strategis mengidentifikasi, menganalisis serta memberikan solusi guna mengurangi risiko toksikan terhadap kehidupan.

Lebih dari itu, integrasi toksikologi dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan menjadi suatu kebutuhan mendesak untuk membekali tenaga kesehatan dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang risiko dan manajemen paparan toksikan.

Untuk meminimalisasi paparan toksikan, ia menyarankan masyarakat agar menggunakan produk perawatan pribadi organik dan bebas pewangi, termasuk beralih pada penggunaan wadah makanan yang terbuat dari kaca, stainless steel atau silikon.

"Pilih makanan segar dan organik untuk mengurangi paparan pestisida. Tingkatkan kualitas udara dalam ruangan dengan menggunakan pemurni udara dan produk pembersih alami," ujarnya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home