Pakistan Tingkatkan Keamanan Terkait Seruan Unjuk Rasa Muslim Sunni
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Pakistan meningkatkan keamanannya di seluruh negara hari Jumat (22/11) ini, setelah kelompok Muslim Sunni menyerukan aksi unjuk rasa terkait kekerasan sektarian di kota Rawalpindi yang menewaskan 11 orang pekan lalu.
Bentrokan terjadi di Rawalpindi, yang bertetangga dengan ibu kota Islamabad, terjadi ketika kelompok Muslim Syiah memperingati hari paling penting di bulan Muharram yang bertepatan dengan khotbah di masjid Sunni.
Kelompok tersebut saling menyerang, kata juru kamera TV dan pasukan kemanan. Mereka saling melepaskan tembakan. Akibat seruan itu, sekolah-sekolah, toko-toko dan retoran ditutup di kota itu pada Jumat sementara jalanan sepi di Rawalpindi dan Islamabad.
Pemerintah mengerahkan ribuan polisi dan tentara paramiliter di semua kota besar untuk menjaga keamanan, dengan para tentara yang bersiap untuk menghadapi kekerasan yang mungkin terjadi, kata seorang petugas polisi di Islamabad kepada AFP.
Polisi menggunakan kontainer pengiriman muntuk menutup jalan di Islamabad dan Rawalpindi. Sementara itu, jalan yang menuju ke enklave diplomatik, lokasi kedutaan-kedutaan asing, juga ditutup.
Di kota terbesar, Karachi, semua toko, restoran dan pom bensin tetap ditutup dan jalanan sepi dari polisi dan tentara paramiliter, kata seorang wartawan AFP.
Imbauan unjuk rasa tersebut diserukan oleh Ahle Sunnah Wal Jamaah (ASWJ), kelompok Sunni dan didukung oleh Wafaqul Madaris, yang berjalan bersama dengan kelompok Sunni lain termasuk Dewan Ulama Pakistan, badan moderat ulama Islam.
Demonstrasi tersebut diperkirakan dilakukan setelah solat Jumat dan para imam akan berbicara tentang kekerasan dalam khotbah mereka.
Umar Hayat Lalika, kepala polisi regional untuk Rawalpindi mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan di kota telah dilarang dan polisi akan menghentikan setiap upaya untuk mengadakan aksi unjuk rasa.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...