Palestina Mulai Kembali Hubungan dengan Israel
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM-Pejabat Palestina mengumumkan dimulainya kembali hubungan dengan Israel setelah jeda selama berbulan-bulan menyusul rencana perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Amerika Serikat awal tahun ini.
“Sehubungan dengan seruan yang dibuat oleh Presiden Abbas mengenai komitmen Israel terhadap perjanjian yang ditandatangani bilateral, & berdasarkan surat resmi tertulis dan lisan yang kami terima, yang mengonfirmasi komitmen Israel terhadap mereka," kata Menteri Urusan Sipil Palestina, Hussein Al Sheikh, di Twitter, hari Senin (16/11). “Sehingga hubungan dengan Israel akan kembali seperti semula,” katanya.
Pada Februari, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa negaranya akan memutuskan semua hubungan dengan Amerika Serikat dan Israel, termasuk yang berkaitan dengan keamanan, setelah menolak rencana perdamaian Timur Tengah yang disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump.
Pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina (PA) telah lama bekerja sama dalam mengawasi wilayah Tepi Barat yang diduduki yang berada di bawah kendali Palestina. PA juga memiliki perjanjian kerja sama intelijen dengan CIA, yang berlanjut bahkan setelah Palestina mulai memboikot upaya perdamaian pemerintahan Trump pada 2017.
Terutama Masalah Kesehatan
Dalam konferensi video Zoom yang diselenggarakan oleh Dewan Hubungan Luar Negeri, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengatakan keputusan untuk melanjutkan kontak dengan Israel sebagian didasarkan pada krisis kesehatan yang dihadapi.
Ratusan ribu pemukim Israel yang tinggal di Tepi Barat, dan puluhan ribu pekerja Palestina yang pulang-pergi ke Israel setiap hari untuk bekerja, koordinasi diperlukan untuk membantu mencegah penyebaran virus, kata Shtayyeh.
“Hidup kami sangat terkait antara kami dan Israel, dan tidak mungkin kami melawan virus sendirian,” katanya.
Sumber Palestina mengatakan kerja sama dengan Israel akan segera dilanjutkan. Seorang pejabat Israel mengatakan "kami sangat dekat" untuk memperbarui koordinasi, mengutip pertukaran pesan antara menteri pertahanan Israel dan otoritas Palestina.
"Satu hal yang pasti membantu Palestina (mencapai keputusan mereka) adalah terpilihnya (Joe) Biden (sebagai presiden AS), yang memberi mereka... alasan untuk turun," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonimitas. (Al Arabiya/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...