Pameran Buku Dukung Program Membaca 15 Menit Sehari
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pameran buku Big Bad Wolf Book Sale digelar untuk menunjang program pemerintah yang dipopulerkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu yakni, Gerakan Membaca 15 Menit sehari.
“Kami mendukung program itu, makanya beberapa hari lalu saya ketemu dengan Pak Anies (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, red), dan beliau memberi support kami untuk program ini,” kata Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi kepada satuharapan.com, setelah konferensi pers Pameran Buku Big Bad Wolf Book Sale Jakarta, hari Rabu (20/4) di Caribou Coffee, Jl. Senopati.52, Jakarta Selatan.
Uli mengaku program tersebut diprakarsai pemerintah, namun membutuhkan hubungan timbal balik dengan pihak swasta, dan membutuhkan bantuan media untuk sosialisasi lebih lanjut.
“Dengan pameran buku yang diskonnya gila-gilaan ini (Big Bad Wolf Book Sale, red) maka orang otomatis membeli, dan di rumah pasti akan banyak buku, paling tidak menunjukkan ada minat membaca, jadi siapapun bisa membeli,” kata perempuan ibu dua anak tersebut.
Uli mengemukakan program pemerintah tersebut positif sebab minat baca usia anak-anak di Indonesia masih sangat minim.
“Sangat diharapkan program ini berlanjut terus hingga semua anak-anak Indonesia bisa memiliki minat baca dan program itu kan tidak hanya di kota-kota besar aja kan bisa juga ke daerah daerah dan kami akan usahakan adanya perpustakaan berjalan,” dia menambahkan.
Program Membaca 15 Menit Sebelum Pelajaran
Akhir tahun lalu, Menteri Pendidikan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan pada 2016 pemerintah merencanakan mewajibkan kepada siswa-siswi sekolah dasar dan menengah setiap pagi 15 menit membaca sebelum masuk materi penyampaian Proses Kegiatan Belajar Mengajar.
“Menurut orang dahulu kalau membaca buku pengetahuan atau pelajaran di pagi hari itu pikiran masih fresh, jadi mulai tahun depan setiap siswa siswi di tingkat pendidikan dasar dan menengah akan diwajibkan ada program 15 menit membaca buku sebelum pelajaran dimulai,” kata Anies saat memberi sambutan di pembukaan Kompas Gramedia Fair, di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Jakarta, hari Jumat (11/12).
Anies mengemukakan peraturan tersebut akan diterapkan namun dengan melalui proses survei terlebih dahulu karena membaca dalam pandangan Anies merupakan kebiasaan positif dalam rangka membentuk masyarakat intelektual.
Anies menyebut makna belajar adalah memulai membuka pengetahuan baru, yang didapat dengan membaca buku pengetahuan yang disenangi.
Mantan rektor Universitas Paramadina tersebut mengapresiasi apabila banyak pihak swasta tergerak untuk menyumbangkan buku-buku sebagai sarana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, selain menyumbang, pihak swasta dapat menyelenggarakan pameran dan penjualan buku dengan harga terjangkau.
Baca Juga
- Mendikbud: Medsos Harus Dimanfaatkan Untuk Pendidikan
- Kemendikbud Rencanakan Siswa Baca Buku Sebelum KBM Dimulai
Editor : Eben E. Siadari
Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar, Operasi Mulai ...
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM-Sindikat uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar te...