Pangkalan PBB Tampung 95.000 Pengungsi di Sudan Selatan
PBB, AS, SATUHARAPAN.COM - Jumlah warga sipil yang mengungsi di pangkalan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), akibat pertumpahan darah di Sudan Selatan telah mencapai puncak 95.000 orang sejak pertempuran pecah pada Desember, kata PBB Kamis (19/6).
Ada lebih dari 30.000 orang di pangkalan PBB di ibu kota Juba, 18.000 di Malakal di Negara Bagian Upper Nile, dan sekitar 38.000 di pusat minyak Bentiu, kata Juru bicara Stephane Dujarric.
"Itu angka terbesar yang tercatat sejak awal krisis pada pertengahan Desember," kata Dujarric kepada wartawan.
Misi PBB di Sudan Selatan mengatakan, sebagian besar situs baru untuk pengungsi internal telah atau sangat dekat dengan penyelesaian.
Di Malakal, 7.000 orang telah dipindahkan ke lokasi baru. Relokasi dimulai pekan ini di Juba dan pada akhir bulan di Bor, di Negara Bagian Jonglei.
Pasukan penjaga perdamaian PBB, telah didukung oleh kedatangan 800 tentara Rwanda, sebagian besar dari mereka dikerahkan ke Malakal.
Sekitar 300 prajurit Ghana telah pergi ke Bentiu, dan dua batalyon dari Ethiopia, 1.700, diharapkan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Pada Desember, Dewan Keamanan PBB memutuskan, untuk melipatgandakan misi penjaga perdamaian badan dunia itu di Sudan Selatan, dengan mengirimkan tambahan 6.000 helm biru, yang pada dasarnya dialihkan dari misi lainnya.
Konflik di negara dunia termuda, dan salah satu negara yang paling miskin itu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari 1,5 juta lainnya mengungsi.
Pertempuran pecah pada 15 Desember 2013, di Juba ibu kota Sudan Selatan.
Keduanya, pemerintahan Presiden Salva Kiir dan pemberontak yang setia kepada mantan wakil presiden Riek Machar, saat ini menolak untuk memulai kembali pembicaraan yang bertujuan mengakhiri konflik enam bulan tersebut. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...