Panglima: Oknum TNI Terlibat Perkelahian Ditindak Tegas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyatakan oknum anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan Kartosuro yang terlibat perkelahian dengan anggota TNI Angkatan Udara di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Minggu (31/5), akan ditindak tegas.
"Kita sudah ambil langkah-langkah tegas. Kasus ini menjadi introspeksi bagi saya untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Tindakan tegas sudah diberikan," kata Panglima TNI usai rapat Persiapan Latihan Gultor di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (4/6).
Moeldoko mengatakan dirinya sudah berkali-kali menyatakan agar prajurit TNI menanggalkan ego sektoral dan membangun semangat bagi matra.
"Tapi tindakan yang dilakukan ini merupakan tindakan individu, yang dilakukan oleh oknum prajurit TNI. Maka tindakan tegas akan diberikan," ujarnya.
Panglima TNI pun mengapresiasi tindakan Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo yang telah mengambil langkah dengan meminta maaf kepada anggota TNI AU dan akan meringankan beban bagi keluarga Serma Zulkifli yang meninggal pascaperkelahian itu.
Ia mengatakan seluruh prajurit TNI dilarang memasuki tempat-tempat hiburan malam karena merupakan pelanggaran displin. Maka akan dilihat dalam pemeriksaan nanti, sejauh mana tingkat pelanggarannya (oknum) itu, tegas Moeldoko.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyesalkan terjadinya perkelahian antara anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan dengan anggota TNI Angkatan Udara, bahkan dirinya akan segera memangil tiga kepala staf angkatan untuk mengkaji secara mendalam mengenai permasalahan ini.
"Saya sangat sesalkan kenapa bisa terjadi, harusnya nggak boleh. Saya, Panglima TNI, sudah keliling sampai Papua, dari Aceh, Kepala Staf juga, untuk sampaikan menjaga perdamaian," kata Menhan, di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu (3/6).
Ia mengatakan bentrokan-bentrokan seperti itu sudah sering terjadi. Oleh karena itu, untuk mencari tahu akar permasalahan pertikaian antarsesama anggota TNI, maka dalam waktu dekat akan memanggil semua kepala staf angkatan TNI.
"Saya teriak-teriak di luar (soal perdamaian), masa di dalam seperti ini," kata Ryamizard.
Jika nanti hasil kajian sudah didapat, Menhan pun berencana akan mengundang pihak kepolisian karena pertikaian anggota TNI dengan anggota kepolisian bukan tidak jarang terjadi.
"Kita panggil Kepala Staf dulu, kalau sudah ada obatnya, kita panggil kepolisian untuk bicarakan. Kan lucu sesama tentara berkelahi," tutur Ryamizard.
Mengenai sanksi pada kasus yang menewaskan seorang anggota TNI AU di Sukoharjo pada Minggu (31/5) lalu, Ryamizard masih menunggu hasil penyelidikan.
"Hasil penyelidikan kan harus dikaji, terus dikaji lagi. Nggak bisa cuma sekali. Kita tunggu saja sehari dua hari ini," sambungnya.
Mantan KSAD itu pun mengaku akan meningkatkan pengawasan dan akan memberlakukan sistem patroli supaya kejadian serupa tak terulang.
"Nanti Provos bisa bertugas di dalam dan di tempat-tempat hiburan, melarang anggota TNI masuk. Anggota dilarang untuk mengunjungi tempat-tempat hiburan," tegasnya.
Bentrokan antara anggota TNI AU dan Kopasus terjadi di halaman tempat karaoke Bima, Solo, pada Minggu (31/5) dini hari. Akibat kejadian tersebut, anggota TNI AU Sersan Mayor Zulkifli tewas setelah sempat dirawat di rumah sakit. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...