Panglima TNI Minta Maaf Sebab Kostrad Tembak Tukang Ojek
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmanyto, di Istana Presiden, Jakarta (4/11) memohon maaf kepada publik atas perlakuan anak buahnya di satuan Kostrad yang menembak hingga tewas seorang warga sipil di hadapan umum di Jalan Mayor Oking, Cibinong, Jawa Barat.
Kejadian tersebut terjadi saat Sersan Satu Yoyok Hadi anggota intel Kostrad bersenggolan kendaraan dengan seorang pengojek, Marsin Jasmani, dan kemudian ditembak hingga tewas di tempat oleh Hadi di depan SPBU Nomor 34-16803 Jalan Mayor Oking pada pukul 17.00 WIB (3/11).
Jasmani telah dimakamkan di Cibinong pada hari ini. Sekitar 10 teman Hadi dan komandannya mendatangi rumah duka seraya membawa berbagai sembako sebagai tanda simpati. Namun seluruh "kontingen" satuan itu diusir oleh istri Jasmani dan semua barang bawaan dibuang ke luar rumah duka sebagai bentuk kekecewaan yang begitu besar.
“Dalam berkas pemeriksaan yang kami peroleh, dia mengaku mengeluarkan tembakan peringatan, tetapi kemudian terdesak dan terjadilah penembakan mematikan itu. Betul dia menembak korban,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI MS Fadhilah yang ditemui pada hari Rabu secara terpisah di Jakarta.
Kejadian yang telah menodai satuan Kostrad itu terjadi di depan SPBU Nomor 34-16803 Jalan Mayor Oking. Kasus itu bermula saat mobil Honda CRV bernomor registrasi F 1239 DZ yang dikemudikan Hadi disenggol oleh korban, Marsin Jasmani, yang mengendarai sepeda motor Honda Supra B 6108 PGX. Hadi yang tidak terima mobilnya disenggol lalu mengejar Jasmani dan baru bisa mencegatnya di depan SPBU Nomor 34-16803 itu. Kejadian yang disesalkan dapat terjadi itu diawali dengan keributan di antara mereka pada pukul 17.00 WIB (3/11) dan diakhiri dengan penembakan terhadap Jasmani oleh Hadi.
Hadi kemudian kabur dari lokasi dan masuk ke jalur menuju jalan TOL Jagorawi. Di sana Hadi lalu ditangkap oleh polisi. “Saat ini Hadi ditahan di Sub Detasemen Polisi Militer Kodam III/Siliwangi Cibinong,” kata Fadhilah.
Penembakan hingga tewas seorang warga sipil oleh personel TNI AD ini terjadi hanya sekitar sebulan dari peringatan HUT ke-70 TNI secara besar-besaran yang juga melibatkan rakyat. Spanduk besar-besar dan dipasang mencolok di banyak lokasi bertuliskan slogan “Bersama Rakyat TNI Kuat” kini seperti menjadi boomerang bagi TNI AD ketika harus menengok pada kejadian miris tersebut. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...