Panglima Ukrain: Kemajuan di Kursk Berlanjut, Garis Depan Pokrovsk Sulit
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Panglima tertinggi Ukraina mengatakan pada hari Selasa (27/8) bahwa pasukan Kiev masih maju di wilayah Kursk Rusia, tetapi memperingatkan bahwa Moskow sedang membangun pasukannya di garis depan Pokrovsk timur, tempat pasukan Rusia telah maju.
Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan melalui tautan video dalam pernyataan yang disiarkan di televisi bahwa Rusia berusaha mengganggu jalur pasokan Ukraina ke garis depan dekat Pokrovsk, kota pertambangan batu bara yang memiliki nilai militer strategis sebagai pusat transportasi.
“Situasi di garis depan Pokrovsk cukup sulit ... musuh menggunakan keunggulannya dalam hal personel, senjata, dan peralatan militer, mereka secara aktif menggunakan artileri dan penerbangan,” katanya.
Serangan tiga pekan Ukraina ke wilayah Kursk Rusia telah merebut 100 permukiman, katanya.
Pasukan Moskow mencoba melakukan serangan balik di wilayah tersebut dan mengepung pasukan Kiev, tetapi upaya tersebut berhasil digagalkan, tambahnya.
Dia mengatakan bahwa salah satu tujuan operasi Kursk adalah untuk mengalihkan pasukan Rusia dari wilayah lain, terutama sektor Pokrovsk dan Kurakhove. “Operasi Kursk mengalihkan sejumlah besar pasukannya,” katanya, seraya mencatat bahwa pasukan Rusia telah ditarik dari selatan Ukraina.
“Sampai saat ini, kami dapat mengatakan bahwa sekitar 30.000 prajurit telah dikirim ke garis depan Kursk dan angka ini terus bertambah.”
Namun, dia mengatakan Rusia memperkuat pasukannya di garis depan Pokrovsk.
Mengungkapkan angka untuk pertama kalinya, Syrskyi mengatakan bahwa Ukraina telah menangkap 594 prajurit Rusia selama operasinya di wilayah Kursk.
Rusia Tuduh AS Terlibat Serangan ke Kursk
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan pada hari Selasa (27/8) bahwa keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan Ukraina yang sedang berlangsung ke wilayah Kursk barat Rusia adalah "fakta yang jelas," kantor berita negara TASS melaporkan.
Washington mengatakan tidak diberitahu tentang rencana Ukraina menjelang serangannya pada tanggal 6 Agustus ke Kursk. Amerika Serikat juga mengatakan tidak mengambil bagian dalam operasi tersebut.
Ryabkov mengatakan bahwa itu bukan lagi tuduhan bahwa Amerika Serikat terlibat tetapi "fakta yang jelas."
"Jalur eskalasi Washington menjadi semakin menantang," kata Ryabkov, menurut kantor berita Rusia. "Kesan yang ada adalah bahwa rekan-rekan (AS) telah membuang sisa-sisa akal sehat dan percaya bahwa semuanya diperbolehkan bagi mereka. Pendekatan serupa diikuti oleh klien mereka di Kiev."
Ryabkov mengatakan tindakan tersebut dapat menyebabkan konsekuensi serius dalam hal reaksi Rusia sendiri dan bahwa Washington menyadari bagaimana Moskow dapat menanggapinya.
Rusia mengatakan bahwa persenjataan Barat, termasuk tank Inggris dan sistem roket AS, telah digunakan oleh Ukraina di Kursk. Kiev telah mengonfirmasi penggunaan rudal HIMARS AS untuk menghancurkan jembatan di Kursk.
The New York Times melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan citra satelit dan informasi lain tentang wilayah Kursk kepada Ukraina beberapa hari setelah serangan Ukraina.
The Times mengatakan bahwa intelijen tersebut ditujukan untuk membantu Ukraina melacak dengan lebih baik bala bantuan Rusia yang mungkin menyerang mereka atau menghentikan penarikan pasukan mereka kembali ke Ukraina. (AFP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...