Pantau Hutan Amazon, Brasil Bangun Menara Observasi Raksasa
SÃO PAULO, SATUHARAPAN.COM – Brasil telah memulai konstruksi pembangunan menara observasi raksasa di jantung lembah hutan Amazon untuk memantau perubahan iklim melalui hutan Amazon, seperti diberitakan media lokal Brasil, O Estado de S. Paulo, Minggu (14/9).
Tinggi menara observasi itu diperkirakan lebih kurang 325 meter dari permukaan tanah, sementara berbagai instrumen di dalamnya akan mengumpulkan data tentang gas rumah kaca, partikel aerosol, sampai cuaca di hutan hujan terbesar planet bumi itu.
Menara observasi raksasa adalah sebuah proyek penelitian dari Brazil National Institute of Amazonian dan Max Planck Institute Jerman.
Para ilmuwan yang terlibat dari Brasil dan Jerman berharap bisa menggunakan data tersebut untuk lebih memahami sumber-sumber gas rumah kaca, serta menjawab pertanyaan tentang perubahan iklim.
Konstruksi menara dibangun dari baja yang berasal dari selatan Brasil, ribuan kilometer jauhnya dari lokasi menara, tepatnya sekitar 160 km (100 mil) dari kota Manaus Amazon. Struktur baja diangkut dari tempat asal menggunakan truk, kemudian dibawa dengan rakit melalui sungai Amazon.
Karena ketinggiannya itu, menara akan memungkinkan untuk dilakukannya penyelidikan perubahan dan pergerakan massa udara melalui hutan, meskipun dalam jarak lebih dari beberapa ratus kilometer.
“Titik pengukuran relatif luas tanpa perlu campur tangan manusia. Oleh karena itu, instrumen tersebut ideal untuk menyelidiki pengaruh wilayah hutan terhadap kimia dan fisika atmosfer,” kata Koordinator Proyek untuk Jerman, Jurgen Kesselmeier.
Hutan Amazon merupakan salah satu ekosistem yang paling sensitif di dunia, tetapi pengaruhnya sangat kuat terhadap pemasukan dan pelepasan karbon ke atmosfer.
“Menara ini akan membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak terhitung banyaknya, terkait dengan perubahan iklim global,” kata Koordinator Proyek untuk Brasil, Paulo Artaxo dari University of Sao Paulo menambahkan.
Menara ini akan diintegrasikan ke dalam struktur menara berukuran lebih kecil yang sudah ada terlebih dahulu di wilayah tersebut.
Apabila pembangunan menara observasi raksasa di Brasil tersebut selesai, dianggap bisa melengkapi observatorium serupa yang telah dibangun pada tahun 2006 di dataran tinggi Central Siberia, Rusia. (bbc.com/theguardian.com)
Editor : Bayu Probo
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...