Panti Asuhan Peninggalan Bunda Teresa Hentikan Layanan Adopsi di India
Sebagai reaksi menolak sistem baru yang dibuat oleh pemerintah, yang mempermudah orang tua tunggal dan bercerai mengadopsi anak.
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - Tigapuluh panti asuhan yang dikelola oleh kelompok yang didirikan oleh Mother Teresa memutuskan menutup layanan adopsi mereka di seluruh India, sebagai reaksi menolak sistem baru yang dibuat oleh pemerintah, yang mempermudah orang tua tunggal dan bercerai mengadopsi anak.
"Kami telah menutup layanan adopsi kami, karena kami percaya anak-anak kami mungkin tidak menerima cinta sejati," kata Suster Amala di panti asuhan Nirmala Shishu Bhawan yang dijalankan oleh Misionari Cinta Kasih yang didirikan oleh Bunda Teresa.
"Kami tidak ingin memberikan anak-anak kepada orang tua tunggal atau orang tua yang bercerai. Ini bukan aturan agama, tapi aturan manusia. Anak-anak membutuhkan kedua orang tua, pria dan wanita. Itu wajar saja, bukan?," tanya dia, dikutip dari The Washington Post..
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah India telah merombak aturan dan birokrasi mengadopsi anak dengan memperpendek waktu tunggu para calon orang tua adopsi. India memiliki sekitar 30 juta anak yatim, menurut salah satu perkiraan. Sayangnya hanya sekitar 2.500 anak yang diadopsi tahun lalu, turun dari 5.700 empat tahun lalu.
Di bawah sistem adopsi sebelumnya, panti asuhan di seluruh India memiliki otonomi untuk memilih orang tua bagi anak-anak asuhan mereka dan mencocokkannya dengan anak-anak. Tapi, menurut pemerintah, proses itu dioperasikan dengan pengawasan yang rendah dan penuh dengan korupsi, perdagangan manusia, favoritisme dan prasangka.
Sejak Agustus, pemerintah telah mewajibkan seluruh panti asuhan di India untuk menyerahkan daftar anak asuh mereka ke database pusat. Orang tua yang ingin mengadopsi anak, diminta untuk mendaftar dan sistem secara otomatis akan mencocokkan dengan anak-anak yang dianggap sesuai dengan mereka.
Dalam peraturan baru itu, diperlonggar pula syarat orang tua yang dapat melakukan adopsi. Orang tua tunggal dimana saja di India, apakah mereka yang bercerai atau memang memilih sebagai single parent, kini dapat melakukan adopsi. Inilah yang tidak dapat diterima oleh para biarawati didikan Bunda Teresa.
Pada pertemuan di New Delhi pekan ini, Menteri Perempuan dan Perkembangan Anak India, Maneka Gandhi, mengatakan Misionari Cinta Kasih menolak untuk mendaftarkan anak-anak asuhan mereka ke dalam sistem yang baru. Mereka juga menolak mematuhi pedoman yang baru dibuat.
"Mereka telah mengutip isu-isu ideologis terkait dengan pedoman adopsi kami, sehubungan dengan diberikannya kesempatan anak untuk diadopsi oleh orang tunggal dan ibu yang tidak menikah," kata Gandhi pada acara tersebut. "Mereka tidak ingin berada di bawah agenda sekuler yang sama," kata dia, sebagaimana dikutip oleh Times of India.
Gandhi mengatakan pemerintah akan mencoba membujuk Misionari Cinta Kasih untuk terus bekerja dengan sistem yang baru. Menurut Gandri, Misionari Cinta Kasih memiliki orang-orang terbaik dan berpengalaman dalam hal adopsi.
Namun, perselisihan ini tampaknya tidak mudah diselesaikan. Misionari Cinta Kasih telah memutuskan melepas izin layanan adopsi yang mereka miliki selama ini dan menyerahkannya kepada pemerintah. Di New Delhi, mereka telah mentransfer enam anak yang belum diadopsi ke Pelayanan Sosial Salib Suci, sebuah organisasi Katolik.
"Sejak dua bulan lalu Misionari Cinta Kasih memutuskan untuk menghentikan semua pekerjaan adopsi kami di India. Kami telah secara sukarela melepas status pusat adopsi," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Misionari Cinta Kasih.
Juru bicara Misionari Cinta Kasih mengatakan akan sulit bagi mereka untuk melanjutkan pekerjaan bila harus melanggar ajaran Bunda Teresa. "Keputusan ini diambil oleh Misionari Cinta Kasih di Kolkata segera setelah kami menerima pedoman baru tata adopsi anak tahun 2015 yang dikeluarkan oleh pemerintah," kata juru bicara.
"Layanan adopsi kami dimulai oleh Ibu Teresa, telah menjadi pengalaman yang bermanfaat dan menguntungkan yang telah mengubah kehidupan ribuan orang ...," kat juru bicara itu.
Pemerintah India di sisi lain, mengatakan akan menertibkan panti asuhan dan penitipan anak yang tidak menjalankan aturan sesuai dengan UU Perlindungan Anak yang baru. Menurut salah seorang pejabat pemerintah, salah satu yang tidak sesuai dengan UU itu adalah panti asuhan yang dikelola oleh Misionari Cinta Kasih.
"Kami ingin membawa setiap orang kepada suatu kesamaan, dalam aturan sekular. Kami tidak ingin lagi ada kelompok yang berbeda menjalankan sistem mereka sendiri, "kata pejabat tersebut.
"Sampai sekarang (Yayasan) panti asuhan Bunda Teresa memiliki agenda mereka sendiri dan sekarang ketika mereka diminta untuk bekerja di bawah agenda sekuler terpadu, mereka menolak itu. Mereka telah memutuskan untuk tidak mengikuti pedoman," kata salah seorang pejabat pemerintah.
Menurut sumber, para suster telah menyampaikan pesan kepada pemerintah bahwa memberikan anak-anak itu diasuh orang tua tunggal melanggar ajaran Teresa.
Editor : Eben E. Siadari
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...