Para Menteri Bertemu Di Brunei Bahas Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
BANDAR SERI BEGAWAN, SATUHARAPAN.COM - Para menteri ekonomi negara anggota ASEAN, Senin (19/8), memulai pertemuan untuk membahas kemajuan menjelang implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Pertemuan yang diagendakan hingga tanggal 21 Agustus berlangsung di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
Kementerian Perdatangan, dalam siaran persnya, Minggu (18/8), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan didampingi Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menghadiri ASEAN Economic Ministers Meeting (AEMM) ke-45 itu.
Pembahasan kemajuan pelaksanaan rencana implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diharapkan akan menghilangkan hambatan pergerakan barang, jasa, orang dan modal di kawasan ASEAN. "Kemajuan atas implementasi cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadi salah satu agenda penting yang dibahas pada pertemuan dalam rangka mewujudkan MEA 2015," kata Gita Wirjawan.
Dalam pertemuan itu para menteri ekonomi juga membahas kinerja ekonomi kawasan di tengah situasi ekonomi global dan berbagi ide untuk meningkatkan daya saing kawasan dan memperkuat posisi agar dapat menjadi pemain kunci dalam ekonomi dunia.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, menambahkan, Indonesia sudah siap bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) 2015. Industri di Indonesia sudah 83 persen dalam suasana AEC, khususnya pada sektor peralatan listrik dan elektronik.
Indonesia, tuturnya, harus memanfaatkan potensi pasar di ASEAN yang begitu besar, yakni meliputi 10 negara dengan lebih dari 500 juta penduduk.
Untuk itu Kementerian Perdagangan saat ini mempersiapkan produksi, daya saing dan ekonomi yang merata di seluruh kawasan menyongsong MEA.
"Kementerian telah menyiapkan kebijakan penting terkait pasar tunggal ASEAN," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat menjadi pembicara dalam bincang-bincang menyongsong ASEAN Economic Community 2015. Kebijakan yang dipersiapkan seperti terkait pasar tunggal dan basis produksi terutama untuk produksi kategori ekspor.
Gita juga menekankan pentingnya masyarakat Indonesia dalam menyiapkan daya saing secara bersama-sama agar peluang MEA dapat dioptimalkan. "MEA harus dapat menjadi peluang Indonesia untuk memanfaatkan pasar ASEAN sekaligus sebagai basis produksi dan investasi," katanya.
Peluang
Peluang itu, lanjurtnya, terbuka luas bagi pengembangan industri di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara produsen komoditi potensial dunia.
Pemangku kepentingan, Gita mengingatkan, harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik serta siap menghadapi tantangan yang muncul apabila Indonesia ingin berhasil dalam memandaatkan peluang yang ada. "Seluruh pemangku kepentingan di tingkat elit politik, pemerintah, dunia usaha serta kalangan pendidikan harus bersatu padu menyebarkan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat menghadapi MEA 2015," ujarnya.
Persiapan yang akan dilakukan di dalam negeri antara lain memperkuat daya saing, mengamankan pasar domestik, dan mendorong ekspor. Penjelasan Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Imam Pambagyo, upaya-upaya untuk mempersiapkan Indonesia memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN, dikoordinasikan di bawah Kantor Menko Perekonomian yang juga mewakili Indonesia di ASEAN Economic Community Council dan membawahi semua kementerian sektor di bidang ekonomi.
Kontribusi ASEAN sebagai pasar tujuan ekspor Indonesia, paparnya, mempunyai peran yang cukup besar terhadap ekspor nonmigas Indonesia, yaitu tahun 2012 berkontribusi sebesar 20,4 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia (31,21 miliar dolar AS), meningkat 19,88 persen dari tahun sebelumnya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...