Loading...
DUNIA
Penulis: Ignatius Dwiana 23:03 WIB | Sabtu, 14 September 2013

Para Pemberontak Suriah Berada di Balik Serangan Senjata Kimia

Para Pemberontak Suriah Berada di Balik Serangan Senjata Kimia
Jurnalis Italia Domenico Quirico, kiri, disambut Menteri Luar Negeri Italia Emma Bonino atas kedatangannya kembali di Italia. (Foto Daily Mail)
Para Pemberontak Suriah Berada di Balik Serangan Senjata Kimia
Guru berkebangsaan Belgia Pierre Piccinin. (Foto The Blaze)

SURIAH, SATUHARAPAN.COM – Dua orang Eropa yang diduga diculik dan disandera selama beberapa bulan di Suriah menyatakan mendengar percakapan penculik mereka yang menyarankan para pemberontak Suriah menyerang dengan senjata kimia di Damaskus.

Guru berkebangsaan Belgia Pierre Piccinin dan jurnalis Italia Domenico Quirico mengatakan mereka mampu menguping percakapan Skype sesi bahasa Inggris penculik. Mereka menduga pemberontak Suriah di balik serangan yang mengakibatkan Barat akan campur tangan.

"Dalam pembicaraan ini, mereka mengatakan bahwa serangan gas di dua lingkungan Damaskus diluncurkan pemberontak sebagai pancingan yang menggiring Barat untuk melakukan intervensi militer," kata Domenico Quirico kepada harian Italia La Stampa."Kami tidak menyadari segala sesuatu yang terjadi selama penahanan kami di Suriah, dan juga dengan serangan gas di Damaskus."

Pierre Piccinin mengatakan dia memiliki kewajiban moral untuk membagikan yang dia dengar. Dia juga menekankan bahwa dia dan sesama sandera lain benar-benar terkucil dari dunia luar dan bahkan tidak tahu senjata kimia telah dipergunakan.

"Pemerintah Bashar al  Assad tidak menggunakan gas sarin atau jenis gas lain di pinggiran Damaskus," lapor Pierre Piccinin kepada stasiun radio Belgia RTL.

Domenico Quirico mengakui tidak bisa mengatakan dengan pasti benar tidaknya petunjuk itu karena tidak punya cara untuk mengkonfirmasi kebenaran dari apa yang dikatakan. Namun, dia juga mengungkapkan salah satu dari tiga orang yang dia dengar dalam percakapan itu dia duga sebagai TentaraPembebasan Suriah.

Quotidiano Nazionale Italia melaporkan Domenico Quirico mengatakan,"Saya sangat terkejut Amerika Serikat bisa berpikir tentang intervensi, bisa mengenali dengan seksama revolusi Suriah telah menjadi jihadisme internasional, dengan kata lain al Qaeda."

Jurnalis berusia 62 tahun itu sangat kritis terhadap oposisi di Suriah dalam wawancara lain. Dia menyatakan kelompok Islam radikal yang beroperasi di Suriah ingin menurunkan Bashar al Assad dan menciptakan kekhalifahan di  seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara.

Pierre Piccinin setuju dengan Domenico Quirico, memberitahu RTL bahwa itu akan menjadi kegilaan dan bunuh diri bagi Barat dengan mendukung orang-orang ini.

Kedua pria itu dilaporkan diculik di Suriah pada April lalu oleh gerombolan laki-laki bersenjata berat di truk pick up. Para penculik itu diyakini sebagai Tentara Pembebasan Suriah meskipun belum diverifikasi.

Pengalaman mereka di penahanan tampak mengerikan seperti yang dibayangkan.

"Ada kadang-kadang kekerasan nyata ...  penghinaan, ancaman, eksekusi pura-pura... Domenico menghadapi dua eksekusi pura-pura dengan revolver," kata Pierre Piccinin kepada RTL .

"Itu bulan-bulan yang sangat sulit. Kami dipukuli setiap hari, kami mengalami dua eksekusi pura-pura," kata Domenico Quirico kepada reporter, menurut AFP.

Masih menyisakan pertanyaan tentang dugaan serangan senjata kimia dalam percakapan Skype. Pertama, mengapa para penculik berbahasa Inggris? Mengapa para penculik melakukan sebuah percakapan sensitif Skype dekat sanderanya?

Hal ini juga menegaskan meskipun salah satu laki-laki yang diduga teridentifikasi sebagai Tentara Pembebasan Suriah tetapi percakapan terjadi di antara tiga orang. Domenico Quirico tidak dapat mengidentifikasi lainnya. 

(theblaze.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home