Parkir Meter Naikkan PAD Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sunardi Sinaga mengemukakan pendapatan asli daerah (PAD) parkir Provinsi DKI Jakarta meningkat akibat penggunaan parkir meter di Jalan Haji Agus Salim, atau Jalan Sabang. Sunardi mengemukakan hal ini pada Jumat (3/10) di kantornya di Jalan Taman Jati Baru 1, Jakarta Pusat.
Dia menjelaskan bahwa parkir meter di lokasi tersebut mendongkrak pendapatan yang diraih dari parkir meter, dan kini pendapatan parkir mencapai Rp 6 juta per hari, atau menurut dia mencapai lebih dari 12 kali lipat. “Biasanya setoran dari situ (Jalan Sabang) cuma Rp.500.000,” kata Sunardi.
Sunardi bahkan menyebut angka enam juta bisa lebih jauh tinggi lagi apabila perbaikan trotoar cepat diselesaikan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.
“Kondisi sekarang trotoarnya masih sekitar 50 persen yang terpakai untuk parkir. Kami juga tidak mungkin mengawasi kejujuran pengendara untuk parkir,” kata Sunardi.
Pemprov DKI bakal memasang alat parkir meter di seluruh Jakarta, dan Muhammad Akbar selaku Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah mendapat instruksi dari Gubernur DKI Jakarta bahwa ditargetkan pemasangan parkir meter selesai para 2016. Saat ini, untuk sementara metode pembayaran yang digunakan adalah menggunakan uang koin pecahan Rp.500 dan Rp.1.000. Untuk sekali parkir, pengguna motor dibebankan Rp 2.000 per jam dan mobil dikenakan biaya Rp 5.000 per jam.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama pernah menegaskan pada Senin (8/9) bahwa dengan dipasangnya parkir meter merupakan salah satu bentuk agar warga Jakarta merubah pola pikir warga Jakarta tentang tranportasi.
“Nah kalau begitu kamu nggak usah beli mobil. Beli mobil konsekuensi harga operasionalnya mahal banget. Sebab, akan ada parkir meter,” kata Basuki.
Parkir meter, menurut Basuki bisa dianggap sebagai salah satu cara merubah budaya transportasi orang dari menggunakan kendaraan pribadi ke pejalan kaki, karena dengan mengenakan tarif tinggi bagi pengguna kendaraan pribadi dapat membuat seseorang parkir sembarangan atau bahkan tidak berkeinginan menggunakan mobil atau motor kala bepergian. “Sebagai konsekuensinya kita akan ada bus tingkat gratis,” lanjut Basuki.
Laki-laki asal Belitung itu menerangkan bahwa bus tingkat gratis yang diwacanakan pada 2015 mendatang merupakan timbal balik yang disediakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta apabila warga Jakarta sudah berangsur-angsur tidak menggunakan mobil pribadi. (beritajakarta.com).
Editor : Bayu Probo
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...