Partai Berkuasa Brasil Hentikan Dukungan Rouseff
BRASILIA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Brasil Dilma Rouseff kemungkinan kesulitan mempertahankan posisinya sebagai kepala negara karena partai terbesar di Senat berhenti berkoalisi.
Seperti dijelaskan situs berita Consumer News and Businnes Channel (CNBC) hari Selasa (29/3), partai yang saat ini berkuasa, Partai Gerakan Demokrat Brasil (PMDB), mengumumkan menarik enam menteri dari Kabinet Rouseff. Jika Rousseff diberhentikan, maka akan menempatkan Wakil Presiden – yang juga pemimpin PMDB – Michel Temer menduduki posisi presiden.
Tanda pertama keluarnya PMDB telah diperlihatkan pada hari Senin (28/3), seperti diberitakan Guardian, ketika Menteri Pariwisata dan anggota PMDB Henrique Alves meletakkan jabatan. Dalam surat resmi pengunduran diri dia mengemukakan dialog dengan pemerintah tidak berhasil.
Langkah mundur Henrique Alves disambut oleh Pemimpin PMDB, Leonardo Picciani, yang mengumumkan enam menteri yang tersisa dari partai tersebut di kabinet akan mengundurkan diri 12 April mendatang.
Dalam catatan Guardian, PMDB, yang memiliki 68 dari 513 kursi di majelis rendah Brasil, memutuskan meninggalkan aliansi yang telah didukung pemerintah selama lebih dari 13 tahun.
Mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan upaya untuk menggeser Rousseff adalah kudeta, mirip dengan yang digunakan dalam beberapa tahun terakhir terhadap para pemimpin di Paraguay dan Honduras.
Dia memperingatkan pada Senin bahwa demokrasi 31 tahun Brazil itu berisiko. “Saya melihat pihak oposisi mencoba untuk membuat tidak mungkin bagi Rouseff mengatur Brazil,” kata Lula.
Lula menyarankan masyarakat dan pihak oposisi harus memberi waktu Rousseff memerintah negara ini. “Biarkan pemilih di pemilu mendatang menjadi penentu apakah Rouseff dapat bertahan hingga di akhir masa jabatannya,” kata Lula.
Profesor ilmu politik di Universitas Brasília, David Fleischer, mengatakan pembelotan itu menciptakan efek domino yang mungkin untuk menggulingkan Rousseff.
“Jika partai (PMDB telah meninggalkan, Red) kemungkinan impeachment (pemakzulan)-nya meningkat menjadi 90 persen,” kata Fleischer.
Ilmuwan politik dari Brasil School of Administration Carlos Pereira memperkirakan pemakzulan presiden saat ini meningkat pesat. “Keluarnya PMDB fatal akan mendorong partai-partai kecil lainnya untuk meninggalkan koalisi, membawa pemerintah Rouseff dalam keadaan isolasi politik,” kata Pereira.
Pereira memprediksi wakil presiden, bila Rouseff benar-benar lengser, akan menuai keuntungan menjelang pemilu berikutnya pada 2018.
“Pemerintahan Temer akan menjadi pemerintah keselamatan nasional dalam arti bahwa hampir semua kekuatan politik kemungkinan besar akan mendukung. Ini akan menjadi pemerintahan transisi,” kata Pereira.
Majelis rendah Kongres Brazil – seperti dikutip Voice of America, hari Senin (28/3) – sedang melakukan proses pemakzulan terhadap Rousseff, majelis menuduh Rouseff melanggar undang-undang tanggung jawab fiskal negara dengan mengubah rekening-rekening pemerintah.
Dalam langkah yang sehubungan dengan masalah tersebut, perhimpunan pengacara Brasil mengajukan permohonan hari Senin (28/3) yang mendesak para anggota Kongres agar mendakwa Rousseff dengan tuduhan menghambat proses pengadilan menyangkut penyelidikan korupsi besar-besaran di perusahaan minyak negara Petrobas.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...