Partai Kristen Lebanon Tolak Bergabung Pemerintah Baru
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Partai politik Kristen terbesar Lebanon menyatakan tidak akan bergabung dengan pemerintah baru berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh perdana menteri sementara Saad Hariri, tetapi tidak akan menghalangi pembentukan kabinet baru, kata pemimpinnya, hari Kamis (12/12).
Posisi Gerakan Patriotik Merdeka (Free Patriotic Movement) yang dipimpin oleh Gebran Bassil dapat memudahkan jalan menuju pembentukan pemerintahan yang dipimpin Hariri. Banyak yang akan bergantung pada apakah sekutu Bassil, kelompok Syiah Hizbullah, akan menyetujui partai Kristen ini berada di luar pemerintahan.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang kelompoknya didukung oleh Iran, dijadwalkan akan berpidato di negara itu pada hari Jumat (13/12) ini.
Lebanon sangat membutuhkan pemerintahan baru untuk mengatasi krisis ekonomi yang semakin parah yang telah mengguncang kepercayaan terhadap sistem perbankannya. Para donor asing mengatakan bahwa mereka akan menawarkan dukungan hanya setelah kabinet mampu melaksanakan reformasi.
Negara ini terperosok dalam kemandegan politik sejak Hariri, dari Islam Sunni mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri pada 29 Oktober. Lebanon terjebak dalam sistem pembagian kekuasaan sektarian, dan menghambat teknokrat masuk dalam cabinet.
Sistem ini telah terbukti menjadi batu sandungan bagi Hizbullah dan sekutu Syiahnya, serta bagi Presiden Michel Aoun, mertua Bassil, yang semuanya telah mendukung kabinet campuran para teknokrat dan politisi.
Keterlibatan Bassil telah menjadi titik pertikaian yang sangat kontroversial dalam pembicaraan mengenai pemerintah dengan Aoun, yang bersikeras bahwa pemimpin partai Kristen akan dimasukkan dalam pemerintahan baru yang dipimpin oleh Hariri, kata sumber-sumber politik.
Krisis memasuki putaran penting pada hari Minggu, ketika ulama Sunni Lebanon mengatakan dia mendukung Hariri untuk menjadi perdana menteri lagi. Hal ini memupus kompromi tentatif untuk kandidat lain dalamjatah kursi bagi politisi Sunni.
Jika Perdana Menteri Hariri bersikeras sebagai perdana menteri, kata Bassil, Free Patriotic Movement tidak tertarik untuk bergabung dalam pemerintahan seperti itu, karena pasti akan gagal.
Bassil membiarkan pintu terbuka bagi partainya untuk berpartisipasi dengan persyaratan yang berbeda, dengan mengatakan ia mendukung pembentukan pemerintah yang seluruhnya terdiri dari para teknokrat, termasuk perdana menteri.
"Kami siap untuk berkorban bukan dengan satu kursi menteri, tetapi dengan semua kursi kami, untuk menyelamatkan negara dari keruntuhan dan kekacauan," katanya.
Hariri pada hari Kamis mendiskusikan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia tentang kemungkinan bantuan teknis dalam menyusun rencana untuk menyelamatkan ekonomi setelah pembentukan pemerintah.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...