Partai Republik Berupaya Gagalkan Pencalonan Donald Trump
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Setelah kampanye pencalonan bakal presiden AS berlangsung beberapa bulan, kini Partai Republik mulai cemas dengan mencuatnya nama Donald Trump sebagai yang terdepan dari partai mereka.
Ini di luar dugaan. Sejumlah tokoh partai menilai Donald Trump tidak mencerminkan warna Partai Republik dan kemenangannya diperkirakan akan membahayakan bukan hanya Partai Republik tetapi Amerika Serikat sebagai negara. Dan upaya terakhir untuk menghentikan Trump agar tidak memenangi nominasi calon presiden dari Partai Republik adalah menghentikan seluruh proses konvensi yang kini berlangsung di dalam partai.
Hal ini ditulis oleh Diana Pearl dalam sebuah laporannya di people.com (18/3). Belum ada konfirmasi dari berbagai pihak yang terkait tentang kemungkinan ini. Namun, Donald Trump sebelumnya telah mengancam, akan terjadi kerusuhan oleh pengikutnya apabila pencalonannya dibatalkan dengan cara tidak demokratis.
Bagaimana cara elegan untuk menghentikan proses ini dan memunculkan nama lain, untuk memastikan Donald Trump tak akan maju?
Diana Pearl merangkum beberapa langkah yang mungkin atau sedang dirancang oleh Partai Republik.
Pertama, membuat Konvensi tandingan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah delegasi untuk konvensi yang dimenangkan Donald Trump,
di kalangan Partai Republik kini semakin banyak diskusi tentang perlunya menyelenggarakan konvensi tandingan. Ini berarti bisa membuat peluang Trump dalam bahaya. Bahkan kemungkinan Partai Republik juga akan membuka kesempatan nominasi dari luar partai.
Kedua, meminta tokoh-tokoh partai menyuarakan perlawanan terhadap Trump
Sudah banyak tokoh di Partai Republik yang menyuarakan perlawanan terhadap Trump dalam beberapa minggu terakhir, termasuk mantan kandidat presiden Lindsey Graham, Gubernur Massachusetts, Charlie Baker, Gubernur New Mexico, Susana Martinez, Representatif Nebraska, Ben Sasse, bintang radio dan televisi, Glenn beck, Tokoh Partai Republik Karl Rove dan banyak lagi mantan pejabat lainnya.
Namun yang paling keras penolakannya adalah Mitt Romney, yang pernah dicalonkan oleh Partai Republik pada tahun 2012. Dia telah secara aktif menunjukkan perlawanannya terhadap Trump dengan berbicara di televisi.
Ketiga, Partai Republik akan mendukung Ted Cruz - bahkan walaupun mereka tidak menyukainya.
Di mata banyak tokoh Partai Republik, Ted Cruz masih dapat mengimbangi Trump. Walaupun Ted Cruz memang tidak terlalu disukai, namun ia kini menjadi calon terbaik yang ada.
Mantan pesaingnya, Carly Fiorina, telah menyatakan dukungannya pada Ted Cruz, tapi yang paling berbalik 180 derajat adalah Graham, yang sebelumnya bercanda bahwa yang paling tidak disukai orang adalahTed Cruz, sehingga ia mengandaikan "Jika Anda membunuh Ted Cruz di lantai Senat, dan sidang itu di Senat, tak seorang pun akan menghukum Anda."
Sekarang, dia membantu Cruz untuk mengumpulkan dana kampanye.
"Saya memiliki keraguan tentang Trump, saya tidak berpikir dia seorang Republikan, saya tidak berpikir dia seorang konservatif, saya pikir kampanyenya dibangun di atas xenophobia, fanatisme ras dan agama," kata dia, menyebut alasan mendukung Cruz.
"Saya pikir akan menjadi bencana bagi partai kami, dan sebagai senator, Cruz memang tidak menjadi pilihan pertama saya, tetapi saya pikir dia adalah seorang Republikan konservatif yang dapat saya dukung."
Romney juga telah menyatakan dukungannya pada Cruz. Walau ia mengatakan bahwa sebenarnya ia lebih suka John Kasich, tetapi demi mengalahkan Trump ia memberi dukungan kepada Cruz.
"Satu-satunya jalan untuk menominasikan seorang Republikan yang bukan Trump adalah melakukan konvensi terbuka," kata Romney.
Partai Republik juga sudah melancarkan kampanye lewat media sosial dengan hastag #NeverTrump. Hastag ini telah menjadi sebuah gerakan penuh di internet dan banyak tokoh konservatif Partai Republik aktif menyebarkannya.
Tokoh Partai Republik juga mengadakan pertemuan rahasia, sebagaimana dilansir oleh Washington Post, untuk mencari cara melengserkan Donald Trump. Ini berarti #NeverTrump tidak lagi sekadar trending topic.
Dewasa ini juga ada pembicaraan untuk mengusung kandidat dari pihak ketiga, atau di luar partai. Dengan langkah ini, jika pun Donald Trump memenangi nominasi, Partai Republik tidak akan mendukungnya. Telah muncul diskusi untuk memberikan dukungan kepada kandidat ketiga, dengan harapan dapat 'mencuri' suara pendukung Trump sekaligus juga mengambil suara dari pendukung kandidat Demokrat.
Diharapkan hadirnya kandidat ketiga akan membuat pemilu di AS tidak menghasilkan pemenang mutlak, dan ketiga calon presiden tidak memiliki jumlah suara yang cukup untuk mendapatkan 270 electoral colleges vote yang jadi syarat minimum.
Jika ini terjadi, menurut Amandemen ke-12 UU AS, pemilihan presiden akan dilakukan oleh Kongres.
Editor : Eben E. Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...