Partai Republik Mobilisasi 52.000 Pendeta Jaring Pemilih Kristen
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Partai Republik di AS telah membuat sebuah rencana besar untuk menarik dan melibatkan jutaan umat Kristen yang tidak ikut memilih pada Pilpres 2012. Inisiatif ini dimaksudkan untuk menggapai konstituen Partai Republik yang terbesar tetapi selama ini kurang dihargai.
Berbagai peristiwa baru-baru ini telah membukakan kembali mata Partai akan pentingnya segmen Kristen konservatif. Penolakan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi yang mengesahkan pernikahan gay dan melesatnya nama pegawai county Kentucky atas sikapnya menolak mengeluarkan surat nikah pasangan sesama jenis, mencerminkan masih kuatnya kalangan konservatif dan diperlukan upaya mobilisasi yang intens.
Selama ini ada dua alasan yang umumnya diberikan untuk menjelaskan mengapa Partai Republik gagal pada Pilpres 2012.
Pertama, pada Pilpres 2012 sebagian besar kalangan Kristen konservatif tidak pergi ke kotak suara dan memilih tinggal di rumah. Mereka merasa diterlantarkan oleh Partai Republik yang tidak memperjuangkan nilai-nilai mereka.
Jawaban kedua, adalah sebuah laporan otopsi tentang Pilpres 2012 yang dilansir oleh Partai Republik yang berjudul Grown and Opportunity Project. Dalam laporan ini dengan sangat keras disarankan agar Partai Republik berhenti bicara pada diri sendiri dan lebih baik berkomunikasi secara langsung dengan kalangan pemilih Afro-Amerika, Hispanik dan warga AS keturunan Asia Pasifik.
Walaupun secara jelas Partai Republik telah menyatakan akan memperbaiki masalah yang disebut dalam laporan otopsi itu, ada inisiatif lain yang diharapkan dapat menarik pemilih Kristen secara lebih efektif.
Baru-baru ini, Chad Connelly, ketua Partai Republik South Caroline bergabung dengan Komite Nasional Partai Republik untuk duduk sebagai direktur Keterlibatan Iman (faith engagement). Ide untuk menarik pemilih Kristen, menurut dia, muncul dari paembicaraan Ketua Komite Nasional Partai Republik, Reince Priebus, tentang bagaimana cara untuk tidak mengulangi kegagalan pada 2012.
Untuk menjaring pemilih religius, Partai Republik akan berusaha untuk memotivasi 40-50 juta umat Kristen yang diperkirakan tidak ikut memberi suara pada Pilpers 2012. Namun, menurut Conelly, Partai Republik tidak akan langsung masuk ke gereja untuk menjaring umat. Melainkan pihaknya menargetkan pendeta, dan memohon pimpinannya untuk mendorong agar jemaat mendaftarkan diri untuk menggunakan hak pilihnya.
Connelly meyakini bahwa Partai Republik perlu memenangi pemilih konservatif Kristen untuk menang dalam Pilpres 2016. Dengan lebih dari 12 bulan waktu yang tersisa hingga hari Pilpres 2016 nanti, Partai Republik percaya isu kebebasan beragama dan politik pernikahan sejenis dapat menjadi poin untuk membangun dukungan dari pemilih Kristen yang sudah menjadi basis partai itu sejak lama.
"Jika saya bisa memotivasi pendeta untuk berbicara tentang masalah-masalah Alkitabiah, maksud saya memikirkan hal-hal seperti arti pernikahan, tentang Israel, tentang perlindungan terhadap Israel, ekonomi Alkitab, dan semua isu-siu Alkitabiah lainnya, maka Partai Republik adalah pilihan yang tepat untuk masalah-masalah itu," kata dia, sebagaimana dilaporkan oleh Washington Examiner, (26/10).
Selama lebih dari dua tahun sejak ia menjalankan tugasnya, Conelly mengaku telah berbicara kepada 52.000 pendeta, imam, dan pemimpin agama, dan melakukan perjalanan ke 38 negara bagian. Dia mengharapkan timnya akan merekrut hingga 10 staf nasional, di samping individu-individu yang tersebar di seluruh negara.
Sejauh ini ia telah berkonsentrasi pada 11 negara bagian yang menjadi medan pertempuran potensial Partai Republik tahun 2016: Ohio, Florida, North Carolina, Virginia, Pennsylvania, Colorado, Iowa, New Hampshire, Michigan, Wisconsin dan Nevada.
Kendati optimisme Conelly cukup tinggi, tidak berarti perjalanan gagasannya akan mulus. Penentangan yang paling besar dari dalam partainya diperkirakan akan datang dari Log Cabin Republicans, organisasi yang mengadvokasi hak-hak Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT).
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...