Pasca Serangan Teror di Paris, Popularitas Hollande Naik
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Popularitas Presiden Prancis, Francois Hollande, meningkat hingga 50 persen dan merupakan yang teringgi sejak 2012, menyusul respons dalam melawan kelompok militan garis keras setelah serangan teroris di Paris.
Hasil sebuah pengumpulan pendapat, hari Selasa (1/12) oleh Ifop / Fiducial for Paris Match and Sud Radio. Ini merupakan popularitas tertinggi, setelah pemimpin Prancis itu berada pada tingkat yang sangat rendah dalam tiga tahun terakhir.
Popularitas Hollande terpukul akibat kegagalan dalam menghentikan laju pengangguran. Sebelumnya sempat naik sebesar 21 poin pasca serangan terhadap kantor majalah satir, Charlie Hebdo, dan supermarket Yahudi di Paris, pada Januari.
"Untuk kedua kalinya tahun ini, kita menyaksikan lonjakan yang luar biasa dalam popularitas presiden," kata Wakil Direktur Ifop, Frederic Dabi.
Hasil jajak pendapat terbaru yang diterbitkan lima hari sebelum tahap pertama pemungutan suara regional itu secara luas dilihat sebagai ujian dalam pemilihan umum 2017. Untuk pertama kalinya, sayap kanan Front Nasional diperkirakan menang setidaknya di dua daerah.
Jajak pendapat itu menunjukkan 62 persen orang Prancis yang disurvei percaya bahwa Hollande "membela kepentingan Prancis, termasuk di luar negeri", sementara 38 persen percaya dia "mengatakan kebenaran" untuk pemilihnya.
Sebanyak 38 persen lainnya merasa presiden "dekat dengan keprihatinan Prancis", sementara hanya 28 persen yang ingin dia dipilih kembali pada pemilihan 2017.
Hasil jajak pendapat didasarkan pada survei telepon yang dilakukan dengan 983 responden orang dewasa pada tanggal 27 dan 28 November.
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...