Pascapembongkaran Lantai 2, Ibadah GKPI Berlangsung Khidmat

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ibadah jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) di bilangan Cipinang, Jantinegara, Jakarta Timur, Minggu (26/7) berlangsung khidmat. 

Hari Minggu pagi, jemaat nampak memadati gedung gereja sejak pukul 09.00 WIB. Sementara ibadah dimulai pukul 09.30 WIB dan dihadiri oleh lebih dari 90 jemaat. Ibadah dipimpin oleh Pdt. Jefron Lumbanbatu dan Pdt. John Simorangkir.  Jemaat pun tak hanya datang dari GKPI Jatinegara, namun juga hadir dari GKPI Wilayah Pulomas. 

Jumlah jemaat yang hadir ibadah kali ini meningkat hampir dua kali lipat dibanding pekan lalu. Dari data pengelola gereja yang berhasil dihimpun, pekan lalu jemaat yang hadir hanya 56 orang. 

Ibadah berlangsung khidmat sama seperti pekan-pekan sebelumnya, sebelum gedung lantai dua gereja dilakukan pembongkaran. Personel gabungan aparat setempat yang berjaga di luar gereja pun tak sebanyak hari-hari sebelumnya. 

Salah seorang polisi (46) yang bertugas mengatakan mereka hanya berjaga hingga ibadah selesa. Ibadah berlangsung kurang lebih 120 menit atau tiga jam. Dalam ibadah, dilakukan pula pelantikan majelis periode 2015-2020 dengan WM Sigiro sebagai Ketua Majelisnya.

"Dari peristiwa hari ke hari di pekan terakhir ini, peristiwa pelantikan merupakan hal yang kami pikir tidak akan jadi bisa dilantik karena peristiwa pembongkaran. Namun hari ini kami bisa dilantik, ini merupakan berkat Tuhan yang liar biasa," kata Sigiro. 

Sementara, terkait parkir kendaraan yang sebelumnya mendapat layangan protes dari masyarakat karena mengganggu arus lalu lintas, kali ini jemaat memarkirkan kendaraannya di halaman gedung gereja. Meski mobil dan motor yang terparkir sedikit berdesakan, tak terlihat lagi jemaat yang memarkirkan kendaraan di pinggir jalan sempit tersebut. 

Sebelumnya, GKPI akhirnya bersedia membongkar sendiri bangunan tempat beribadah mereka yang terletak di Jalan Catur Tunggal, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur. Pembongkaran dilakukan sebagai bukti taat aturan setelah pihak gereja mendapat peringatan hukum dari pemerintah daerah setempat.

Editor : Bayu Probo