Pasukan Kurdi Turki Perkuat Pasukan Pertahanan di Kobane
SURUC, SATUHARAPAN.COM – Pasukan bersenjata Kurdi berdatangan melintasi perbatasan Suriah dari Turki pada Jumat malam untuk memperkuat pasukan pertahanan di kota Kobane yang tengah diserang jihadis kelompok Islamic State (ISIS).
Beberapa truk membawa sekitar 150 pejuang bersenjata Irak, banyak di antaranya meneriakkan “Kobane” dan melambaikan tangan kepada orang-orang yang menyambut mereka di seberang perbatasan tempat mereka akan bergabung dalam perjuangan melawan ISIS.
Kelompok pengawasan Observatorium HAM Suriah mengonfirmasi bahwa pejuang Kurdi telah memasuki kota perbatasan yang diperangi tersebut.
Pasukan bersenjata itu melaju keluar dari gudang militer Turki yang dijaga ketat dan menuju perbatasan untuk memperkuat pasukan Kurdi Suriah dalam pertempuran mempertahankan Kobane, koresponden AFP melaporkan.
Kantor berita pro-Kurdi Firat melaporkan bahwa konvoi tersebut telah melintasi perbatasan, 10 kilometer bagian selatan dari titik awal mereka di kota perbatasan Turki di Suruc.
Pasukan bersenjata itu berdiri di atas mobil pick-up mereka, melambaikan tangan kepada orang-orang dan mengacungkan senapan mereka di udara. Kepolisian Turki berjajar di jalan memegangi tameng antihuru-hara.
Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP bahwa 150 pasukan bersenjata telah memasuki Kobane setelah melintasi perbatasan dengan senjata berat mereka dari Tal al-Shair, bagian barat kota itu.
Sebelumnya, Sekitar 150 tentara Peshmerga (pasukan bersenjata berani mati) Irak pada Jumat meninggalkan gudang militer Turki setelah tiga hari menunggu untuk melintasi perbatasan dan bergabung dalam pertempuran melawan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di kota Kobane Suriah.
Pasukan itu bertolak dari gudang yang dijaga ketat dan menuju pos perbatasan Mursipitnar untuk membantu warga Kurdi Suriah dalam perang melawan ISIS di kota itu, menurut seorang koresponden AFP.
Kantor berita pro-Kurdi Firat kemudian melansir konvoi itu melintasi perbatasan Turki-Suriah, yang terletak 10 km sebelah selatan titik awal mereka di kota perbatasan Suruc Turki.
Erdogan Protes
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Jumat membidik para pemimpin Barat karena terlalu banyak berfokus pada pertempuran di kota perbatasan Suriah strategis Kobane.
Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan dengan Presiden Prancis Francois Hollande, Erdogan mengatakan: "Mengapa pasukan koalisi terus mengebomi kota Kobane ini?"
"Kami tak bicara tentang apa-apa selain Kobane yang terletak di perbatasan Turki dan di mana ada tidak ada yang tersisa lagi kecuali 2.000 orang berkelahi," kata Pemimpin Turki itu.
Pertempuran atas kota perbatasan antara pejuang Negara Islam (IS) dan milisi Kurdi itu telah menjadi simbol perjuangan yang lebih luas terhadap garis keras Islam.
Turki telah mengizinkan pasukan Peshmerga Irak bersenjata berat dan pemberontak oposisi untuk menyeberangi perbatasan untuk memerangi pejuang IS, memicu kecaman Suriah, yang menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok kedaulatan Suriah."
Satu koalisi pimpinan AS melakukan serangan udara terhadap IS baru-baru ini mengintensifkan serangan di dekat Kobane, dan Pentagon mengatakan pesawat tempur melakukan 10 serangan di area itu pada Rabu dan Kamis.
Hollande sepakat bahwa Kobane bukanlah menjadi-semuanya dan akhir-semua misi, serta mengatakan kepada wartawan bahwa "kota kunci" dalam perjuangan adalah Aleppo, kota kedua terbesar Suriah.
Namun demikian, "bahkan jika Kobane telah dikosongkan penduduknya, itu adalah diperlukan untuk memberikan bala bantuan yang diperlukan dan dalam hal ini, karena kita percaya kepada Turki," kata Hollande.
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...