Patriark Ortodoks Rusia: Yang Tidak Melayani Negara adalah Musuh Internal
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill kembali mengteluarkan pernyataan kontroversi yang menunjukkan dukungannya pada Presiden Vladimir Putin atas invasi militer ke Rusia. Pada hari Selasa (25/4) mencap orang Rusia yang gagal melayani negara mereka sebagai "musuh internal" dan menggambarkan patriotisme sebagai "kebajikan terbesar", menurut laporan kantor berita negara Rusia, RIA.
Patriark Kirill adalah sekutu dekat Presiden Vladimir Putin dan sangat mendukung perang di Ukraina, di mana puluhan ribu orang tewas dan jutaan lainnya diusir dari rumah mereka.
“Hari ini doa kami adalah untuk tanah air kami, agar Tuhan melindunginya dari musuh eksternal dan internal, dari semua orang yang tidak mengasosiasikan hidup mereka dengan Rusia, yang siap menghasilkan uang di Rusia, tetapi tidak pernah siap untuk melayani, tanah air,” RIA mengutip perkataan Kirill dalam sebuah khotbah.
“Kita harus menanamkan pada orang-orang, termasuk melalui khotbah gereja, cinta tanah air, yang merupakan kebajikan terbesar,” katanya dalam khotbah yang disampaikan di Katedral Malaikat Agung di dalam kompleks Kremlin di Moskow tengah.
Kirill tidak merinci tetapi pernyataannya tampaknya sebagian menargetkan warga Rusia yang menghindari wajib militer, kadang-kadang pindah ke luar negeri untuk menghindari panggilan untuk bertugas dalam apa yang disebut Putin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Putin sering menggunakan Gereja Ortodoks dan tradisinya yang kaya untuk membantu menumbuhkan rasa kebanggaan dan patriotisme nasional di antara orang Rusia. Dia menghadiri kebaktian Paskah pekan lalu, memegang lilin yang menyala dan membuat tanda salib beberapa kali.
Putin, yang didukung kuat oleh Patriark Kirill, menyebut invasi Moskow ke Ukraina sebagai dorongan defensif terhadap apa yang mereka lihat sebagai Barat yang agresif dan dekaden yang bertekad menghancurkan Rusia dan budayanya.
Ukraina mengatakan Rusia mengobarkan perang agresi tanpa alasan yang bertujuan untuk merebut tanah dan menghancurkan kemerdekaannya.
Perang 14 bulan telah memperdalam perpecahan di antara umat Kristen Ortodoks dunia dan menyebabkan banyak orang Ukraina memutuskan hubungan dengan Patriarkat Moskow yang dipimpin oleh Kirill dan mengalihkan kesetiaan mereka ke Patriarkat Kiev yang relatif baru. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...