Paus Ajak Eropa Beri Tempat Tinggal bagi Pengungsi
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus menyerukan seluruh warga Eropa untuk menyambut pengungsi yang mencari tempat tinggal di Eropa.
“Mengacu pada tragedi puluhan ribu pengungsi yang melarikan diri kematian dalam konflik dan kelaparan dan pada perjalanan harapan, Injil memanggil kita untuk menjadi dekat dengan yang terkecil dan untuk mereka yang memiliki ditinggalkan,” kata Paus Fransiskus, seperti diberitakan New York Times, hari Minggu (6/9).
Paus menanggapi untuk pertama kalinya migrasi massal puluhan ribu orang yang telah tiba di Eropa dalam beberapa pekan terakhir.
Di Italia terdapat lebih dari 25.000 paroki, dan lebih dari 12.000 di Jerman. Banyak warga Suriah melarikan diri dari perang saudara dan yang mencari jalan keluar dari kemiskinan di negara-negara asalnya.
Jemaat di Lapangan Santo Petrus Vatikan bertepuk tangan saat Paus yang mengaku cucu dari imigran Italia ke Argentina, mengatakan: "Setiap paroki, setiap kelompok umat, setiap biara, setiap tempat suci, menampung satu keluarga."
Paus Fransiskus menyebut Vatikan memiliki dua paroki dan beberapa hari ke depan akan menampung masing-masing satu keluarga pengungsi.
Aktivitas Beberapa Negara Eropa Terhadap Pengungsi
Pada hari Minggu (6/9), Hungaria melakukan tindakan tegas kepada para pengungsi yang masuk ke wilayahnya dari bagian selatan negara tersebut yakni dengan menempatkan pagar sepanjang lebih dari ratusan meter dilengkapi dengan kawat berduri.
Sebaliknya, banyak relawan di stasiun kereta api di Austria dan Jerman menawarkan makanan, minuman, dan mainan untuk migran. Para pengungsi yang ada di Austria dan Jerman gembira setiap kali pendatang baru diperbolehkan masuk.
Goia Osthoff, seorang aktris berusia 25 tahun membantu para pengungsi dengan bersukacita. “Ini adalah perasaan yang mengharukan," kata Gioia. “Anda sepatutnya bersyukur ketika memberi orang lain banyak hal,” kata Gioia.
Pihak berwenang Siprus mengatakan, pada hari Minggu (6/9), mereka telah menyelamatkan 114 pengungsi asal Suriah setelah kapal yang digunakan para pengungsi mengeluarkan panggilan 46 mil di lepas pantai selatan negara tersebut.
Sementara itu, ribuan migran terus berdatangan dari Turki menuju Yunani. Para migran meneruskan perjalanan dari pelabuhan Piraeus di Athena, kemudian menyusuri jalan darat di negara Balkan.
Di Austria, perusahaan operator kereta api di negara tersebut mengumumkan mereka memindahkan sekitar 13.000 pengungsi ke Jerman mulai dari Sabtu (5/9) sampai Minggu (6/9). Ratusan migran menghabiskan malam yang dingin di sebuah aula besar di kota Nickelsdorf, Austria. Sementara itu migran lainnya di stasiun kereta api di Wina menunggu kereta, mereka diizinkan untuk tidur di kereta kosong karena suhu turun di bawah 10 derajat Celcius.
Di Jerman, yang menjadi “destinasi favorit” para pengungsi, setidaknya 800.000 pengungsi disambut tangan terbuka oleh para relawan.
Respons Para Pejabat
Kanselir Jerman, Angela Merkel mendiskusikan situasi tentang pengungsi dengan para mitra dalam pemerintahan koalisinya pada hari Minggu (6/9) malam. Partai Demokrat Sosial mendukung Merkel dalam menyambut para pengungsi, namun beberapa anggota partai Uni Sosial Kristen, partai yang lebih konservatif di Jerman, keberatan dengan ide Merkel membuka pintu bagi pengungsi.
Merkel dan Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban bersepakat kedua negara akan berkomitmen mereka terhadap hukum suaka Uni Eropa.
Menurut keterangan resmi staf kantor Kanselir Jerman, Peter Altmaier, hari Sabtu (5/9) mengatakan kedua pemimpin sepakat menyambut perjalanan para pengungsi ke Eropa.
Altmaier mengatakan kepada sebuah lembaga penyiaran publik, dia menyerukan negara Eropa mengambil bagian yang adil dan berkomitmen menangani para pengungsi. "Kami telah menghadapi tantangan ini selama beberapa bulan dan kami terus mengambil pengungsi," kata Altmaier.
"Tapi kita membutuhkan kesiapan dan komitmen negara-negara Eropa lainnya untuk bergabung,” dia menambahkan.
"Saya yakin bahwa situasi akan menormalkan sendiri ketika kita mampu untuk datang ke sebuah konsensus Eropa, seperti yang kita lakukan dalam krisis di Ukraina, dalam krisis di Yunani, yang didukung oleh semua negara di Eropa," kata Mr Altmaier .
Tindakan Hongaria yang melarang pengungsi yang datang dengan membangun pagar di perbatasan wilayah selatan dengan Serbia mendatangkan kritik dari 27 mitranya di Uni Eropa.
Jean Asselborn, Menteri Luar Negeri Luksemburg, yang juga menjabat posisi Dewan Uni Eropa, mengatakan kepada televisi Jerman bahwa Hongaria dan negara-negara di Eropa Timur lainnya harus menyatukan pendapat yakni untuk bertanggung jawab terhadap para pengungsi.
Asselborn menambahkan Uni Eropa harus bisa menyanggupi permintaan yang diharapkan dari Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker yakni setiap negara menyerap pengungsi di bawah sistem kuota yang disepakati.
Sebuah surat kabar Jerman, Welt am Sonntag, melaporkan bahwa Juncker merencanakan Jerman akan mengambil sekitar 31.000 orang, diikuti oleh Perancis dengan 24.000 dan Spanyol dengan hampir 15.000.
"Kita harus melakukan ini,” kata Asselborn. "Saya pikir kami mampu itu,” Asselborn menambahkan. (nytimes.com/ reuters.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...