Paus Ajak Umat Kristen Menjadi Revolusioner
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus mengajak umat Kristen seluruh dunia untuk satu hati bertindak sebagai revolusioner dunia. “Seorang Kristen yang tidak revolusioner berarti bukan Kristen,” kata Paus dalam pembukaan pertemuan pastoral Keuskupan Roma, pecan lalu di kota Vatikan.
Dilansir dalam situs news.va, Paus menganggap serius tanggung jawab umat Kristen untuk menghadirkan Kasih Tuhan dan memberikan pengharapan keselamatan kepada orang yang miskin, sedih, dan menderita.
“Kita diajak untuk menjadi revosulioner di dalam situasi ekonomi dan politik, dengan menghadirkan Kristus di tengah masyarakat dunia,” kata Paus, di hadapan 10.000 lebih umat yang hadir hingga di luar gedung pertemuan.
Dalam kotbahnya, Paus mengatakan bahwa revolusi dimulai 2000 tahun lalu oleh Yesus, yang bersedia menerima kematian untuk menyelamatkan umat manusia. Hal itu adalah revolusi abadi sepanjang sejarah, dan satu dampak terbesar pada dunia bukan untuk meraih kekuasaan, tetapi terutama adalah perubahan hati manusia.
“Dengan kasih karunia Kristus, kita tunjukkan hati yang mengasihi, hati yang menderita, hati yang bersukacita dengan orang lain, hati yang penuh kelembutan bagi mereka yang kehidupannya terluka dan seperasaan dengan mereka yang disisihkan masyarakat,” kata Paus, seperti yang disampaikan situs catholicnews.
Paus Fransiskus mendesak umat meninggalkan kenyamanan mereka dan pergi ke jalan-jalan untuk berbagi kabar baik kepada semua orang, terutama kepada yang miskin untuk mendapatkan kabar baik, ungkapan cinta nyata dari kemurahan hati Kristiani.
“Masing-masing dari kita dapat memikirkan orang-orang yang hidup tanpa harapan dan yang tenggelam dalam kesedihan mendalam. Mereka mencoba melarikan diri dan berpikir bahwa mereka akan mendapatkan kebahagiaan dengan mengomsumsi alkohol, narkoba, berjudi, korupsi, dan pergaulan bebas,” kata Paus.
“Kita bersukacita karena kita tidak yatim, kita memiliki Bapa, maka kita tidak bisa mengabaikan mereka yang merindukan cinta dan harapan,” ujar Paus dengan antusias.
Tantangan
Paus menyadari bahwa sangat sulit menjadi seorang revolusioner, apalagi harus keluar dari zona nyaman dan pergi untuk berbagi iman, tapi itu adalah tugas panggilan seorang Kristen.
“Orang Kristen tidak boleh terkejut kalau mereka akan kecewa terhadap usahanya itu, tetapi mereka harus menyadari bahwa iblis ada di balik keputusasaan tersebut. Setiap hari iblis menabur benih ke dalam hati kita dan membuat kita jadi pesismis dan kepahitan,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...