Paus Fransiskus: Gandum Tidak Boleh Digunakan sebagai Senjata Perang
VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM-Paus Fransiskus mengimbau pihak berwenang pada hari Rabu (1/6) untuk mencabut larangan ekspor gandum dari Ukraina. Dia mengatakan gandum tidak dapat digunakan sebagai “senjata perang.”
Jutaan orang, terutama di negara-negara termiskin di dunia, bergantung pada gandum dari Ukraina, kata Paus kepada audiensi umum yang terdiri dari ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, menyerukan agar hambatan itu dicabut.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), yang mengatakan krisis pangan global memburuk, sedang mencoba untuk menengahi kesepakatan untuk membuka blokir ekspor biji-bijian Ukraina, meskipun para pemimpin Barat menyalahkan Rusia karena meminta tebusan dunia dengan memblokade pelabuhan Ukraina.
“Pemblokiran ekspor gandum dari Ukraina sangat mengkhawatirkan, karena kehidupan jutaan orang bergantung padanya, terutama di negara-negara miskin,” kata Paus.
“Saya mengimbau sepenuh hati agar segala upaya dilakukan untuk mengatasi masalah ini, untuk menjamin hak universal atas nutrisi. Silahkan! Jangan gunakan gandum, bahan pangan pokok, sebagai senjata perang,” katanya yang disambut tepuk tangan massa.
Selain kematian dan kehancuran yang ditaburkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, perang dan upaya Barat untuk mengisolasi Rusia sebagai hukuman telah membuat harga gandum, minyak goreng, pupuk dan energi melonjak, melukai pertumbuhan global.
Paus sering mengutuk invasi dan pertumpahan darah yang disebabkan oleh apa yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus.” Namun pada hari Rabu adalah pertama kalinya dia berbicara secara rinci tentang krisis pangan global yang ditimbulkannya.
Ukraina berusaha mati-matian untuk mengekspor simpanan gandumnya yang besar melalui jalan darat, sungai dan kereta api untuk membantu mencegah krisis, tetapi tidak memiliki peluang untuk mencapai targetnya kecuali Rusia mencabut blokade pelabuhan Laut Hitamnya, kata seorang pejabat pertanian pekan lalu. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...