Paus Fransiskus Sambut Keluarga Korban Serangan Nice
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus pada hari Sabtu (24/9) menerima anggota keluarga dari para korban serangan teror Bastille Day yang terjadi beberapa bulan lalu di Nice, Prancis.
Paus Fransiskus kembali mengungkapkan belasungkawa dan menjanjikan membawa doa dan penyembuhan bagi korban aksi teror tersebut, karena doa merupakan salah satu cara menyembuhkan luka dari jiwa karena kehilangan orang yang dicintai.
“Saya menyambut Anda dengan perasaan bercampur aduk dan kesedihan mendalam,” kata Paus Fransiskus seperti diberitakan Radio Vatican, hari Sabtu (24/9).
Paus Fransiskus mengumpulkan lebih kurang 1.000 orang di Aula Paulus VI untuk acara tersebut. Dia memahami kesedihan mereka karena ada penderitaan dalam tubuh atau jiwa setelah mengalami kesedihan atas kehilangan orang-orang yang dicintai.
Bapa Suci ingin berbagi rasa sakit, rasa sakit yang menjadi lebih kuat saat memikirkan anak-anak, bahkan seluruh keluarga, yang hidupnya tiba-tiba begitu dramatis dengan kematian aksi teror tersebut. “Saya selalu memberi kasih sayang dari saya, kedekatan saya, dan doa saya,” kata Paus Fransiskus.
“Bagi kita umat Kristiani, dasar pengharapan kita adalah Yesus Kristus meninggal dunia, disalibkan dan bangkit. Sama seperti yang dikemukakan Paulus dalam Roma 6:8-9 ‘Jika kita mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan dia, mengetahui bahwa Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi; kematian tidak lagi berkuasa atas-Nya,’” kata Paus Fransiskus sembari mengutip perikop tersebut.
Bapa Suci mengatakan ia lega untuk mengetahui bahwa hubungan antaragama di Nice tidak memburuk setelah serangan itu. "Saya senang melihat bahwa di antara kamu hubungan antaragama yang sangat hidup, dan ini hanya dapat membantu untuk meringankan sakit dari peristiwa dramatis,” kata dia.
Kemudian Bapa Suci melanjutkan untuk memperingatkan untuk jangan menjawab kebencian dengan kekerasan karena ketika terjadi godaan untuk membalas dendam, maka harus selalu mengingat-ingat tentang karya keselamatan Tuhan.
“Anda dapat merespon serangan dari iblis hanya dengan mewujudkan karya Allah yakni pengampunan, cinta dan hormat untuk tetangga Anda, bahkan jika dia berbeda,” kata dia.
Paus Fransiskus menambahkan berbagai pemimpin antariman di Prancis dan politikus harus berani membangun dialog yang tulus dan hubungan persaudaraan. “Terutama di antara umat beragama yang menjadi prioritas mendesak, karena saat ini mereka dalam posisi kepemimpinan baik politik dan agama harus berusaha mendorong semua orang untuk mewujudkan damai dalam ruang lingkup pribadi,” kata dia.
Paus Fransiskus berharap ada penghiburan dan semangat baru, yang merupakan motif bagi manusia untuk tekun dan melanjutkan semangat dengan keberanian.
Dia tetap mendoakan semua orang yang terluka dalam serangan itu, terutama mereka yang tidak dapat melakukan perjalanan ke Roma karena luka-luka. “Gereja tetap dekat dengan Anda dan menyertai Anda dengan kasih sayang yang sangat besar,” kata dia.
Menurut Paus Fransiskus pertemuan tersebut merupakan upya meminta Tuhan membantu menguatkan perasaan dan iman agar timbul semangat perdamaian dan persaudaraan.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Katolik dan uskup mereka, André Marceau, tetapi juga untuk layanan perawatan dan relawan dari asosiasi “Alpes Maritimes Fraternité” yang mengumpulkan perwakilan dari semua pengakuan agama. “Pertemuan ini adalah tanda yang sangat bagus dari harapan,” kata dia. (radiovaticana.va)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...