Paus: Gereja Katolik Menentang Pernikahan Sesama Jenis
ROMA, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus menegaskan kembali oposisi Gereja Katolik terhadap pernikahan gay saat membuka pertemuan selama tiga minggu bersama para uskup dari seluruh dunia, pada hari Minggu, (4/10). Namun, Paus menegaskan bahwa Gereja harus menunjukkan kasih dan pemahaman terhadap semua manusia.
Paus yang memimpin Misa kudus di Basilika Santo Petrus membuka pertemuan, yang disebut sebagai Sinode—yaitu pertemuan para Uskup—yang bertemakan keluarga di dunia modern.
Selama sinode berlangsung—dihadiri oleh kurang lebih 300 uskup dan delegasi lainnya—diterpa isu-isu tentang gay.
Pada malam pertemuan itu, Vatikan memberhentikan salah satu imam dari Polandia dari tahta sucinya karena dia telah menjadi seorang gay dan memberikan usul untuk perubahan dalam ajaran Katolik terhadap aktivitas homoseksual.
Kaum konservatif Gereja Katolik yang mengadakan konferensi di Roma tepat sebelum Sinode mengungkapkan bahwa homoseksual dapat hidup dalam aturan gereja, tetapi haruslah suci. Sementara, para aktivis menuntut penerimaan penuh gay sebagai aktivis di gereja.
Paus mendedikasikan sepertiga dari kotbahnya dengan topik cinta antara pria dan wanita, dan perannya dalam prokreasi.
“Ini adalah mimpi Allah untuk ciptaan-Nya yang terkasih, melihat dunia ini dipenuhi oleh kasih pria dan wanita, bersukacita dalam hidup mereka, mempunyai buah hati dalam hidup keluarga mereka,” katanya
Paus juga menyatakan, “berpasangan dan seksualitas adalah makna hidup manusia dalam rencana Allah”, hal ini bertujukan untuk pernikahan heteroseksual.
Paus juga menegaskan bahwa gereja harus lebih ramah, baik, penyayang dan penuh belas kasih kepada setiap orang, terutama terhadap manusia yang mengalami masalah dan kepada mereka yang sulit mematuhi semua peraturan gereja.
Pemimpin 1,2 miliar anggota warga Katolik Roma tersebut juga mengatakan “yang bermasalah atau keliru harus dipahami dan dikasihi.”
“Gereja harus mencari, menyambut, dan mengayomi mereka, mereka yang menutup pintu kepada gereja, yang mengkhianati hidup dan tujuan hidupnya dan yang membuka diri, lalu menutup diri.” Katanya.
Dalam penjelasannya dalam kasus pemecatan uskup Polandia, pada Sabtu, mengatakan, Vatikan sangat menyambut apa yang dimaksudkan oleh media terhadap tekanan yang tidak seharusnya membahas isu-isu gay tersebut dalam sinode, karena isu-isu tersebut adalah bagian kecil dari pembahasan diskusi tersebut.
Pembahasan tersebut dimuat dihalaman depan hampir di semua surat kabar Italia, dengan judul “Sebuah Gempa di Vatikan”.
Pada sinode awal tahun lalu, para uskup dibanjiri pernyataan tentang perubahan besar terhadap kaum homoseksual. Pernyataan tersebut berbicara tentang “hadiah-hadiah dan kualitas” dari homoseksual namun berubah setelah adanya serangan balik oleh kaum konservatif.
Salah satu topik utama dalam sinode adalah bagaimana menjangkau umat Katolik yang telah bercerai dan menikah lagi dalam upacara sipil.
Mereka yang menikah lagi dianggap oleh gereja, bahwa mereka masih menikah dengan pasangan pertama mereka dan hidup dalam keadaan berdosa. Beberapa uskup menginginkan perubahan dalam aturan untuk melanggar mereka menerima sakramen seperti komuni.
Bulan lalu, Paus membuat sederhana dan cepat bagi umat Katolik yang mengajukan pembatalan pernikahan, reformasi yang radikal sejak 250 tahun lalu, dan dia mengatakan kepada para uskup untuk lebih ramah terhadap pasangan yang bercerai. (huffingtonpost.com)
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...