Paus Serukan Elite Bisnis WEF Gunakan Kekayaan untuk Kemanusiaan
DAVOS, SWISS, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus menyerukan elite bisnis yang berkumpul dalam Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos untuk menempatkan kekayaan mereka pada pelayanan kemanusiaan dengan mengurangi kemiskinan dan ketidakamanan global.
"Saya meminta Anda untuk memastikan kemanusiaan yang dilayani oleh kekayaan dan tidak diperintah oleh itu," kata Paus Fransiskus dalam pesan yang dibacakan oleh Kardinal Peter Turkson, Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, pada pembukaan pertemuan WEF, Selasa (21/1) di Davos.
Paus Fransiskus mengakui, bisnis telah membantu mengangkat jutaan orang dari kemiskinan, bahkan jika itu telah menyebabkan pengucilan sosial yang luas. Pertumbuhan kesetaraan menuntut sesuatu yang lebih dari pertumbuhan ekonomi, meskipun mengandaikan itu. "Ini menuntut pertama-tama 'visi transenden dari seseorang'."
Kepada lebih dari 2.500 peserta WEF, Paus mendesak industrialis dan bankir untuk mempromosikan kemakmuran inklusif. "Ini juga menyerukan keputusan, mekanisme dan proses yang diarahkan ke distribusi kekayaan yang lebih baik, penciptaan sumber pekerjaan dan promosi yang tidak terpisahkan dari masyarakat miskin yang melampaui mentalitas kesejahteraan sederhana," kata Fransiskus dalam pesan itu.
Laporan Oxfam
Menjelang pertemuan WEF itu, yayasan amal Oxfam mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa ketidaksetaraan berada di luar kendali, bahwa 85 orang terkaya di planet ini “menguasai kekayaan separuh penduduk dunia.” Oxfam mengatakan ada kebutuhan untuk beberapa kesenjangan ekonomi untuk menghargai orang-orang dengan bakat, keterampilan dan ambisi tetapi situasi ekstrim saat ini adalah "merusak dan mengkhawatirkan".
Paus Fransiskus menyinggung hal tersebut dengan mengatakan kepada sejumlah delegasi WEF: “Mayoritas laki-laki dan perempuan generasi kita masih terus mengalami ketidakamanan setiap hari, seringkali menghadapi konsekuensi dramatis.”
Pertemuan WEF di Davos tahun ini mempertemukan 2.500 penggerak dan pelopor terbaik dunia, dengan sekitar 40 pemimpin, sejumlah menteri dan pimpinan bisnis serta selebritas, pemenang Nobel dan seniman. (Reuters)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...