PBB: Akhir Tahun Aleppo Hancur Total
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Kota Aleppo timur di Suriah kemungkinan akan hancur total pada akhir tahun ini akibat serangan terus-menerus dalam perang saudara di negara itu.
Dalam dua perkan terakhir pembantaian di Aleppo timur telah menewaskan 376 orang, dan badan PBB mencatat bahwa setengah dari mereka adalah anak-anak. Sedangkan yang terluka mencapai 1.266 orang, sementara rumah sakit di sana hancur.
Segala macam amunisi dan senjata telah digunakan, kata Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, hari Kamis (6/10). Dia menegaskan kota ikon Suriah ini bisa benar-benar hancur dalam dua bulan ke depan, dan ribuan orang terpaksa melarikan diri.
De Mistura bahkan membandingkan kehancuran di Aleppo timur akan sama dengan kehancuran yang terjadi sebelumnya di kota lain Suriah, Homs, tetapi skalanya dikalikan 50.
Serangan di Aleppo dilakukan oleh militer Suriah yang dibantu serangan udara Rusia. Pihak Suriah mengklaim mereka menyerang sasaran kelompok Front Al-Nusra yang disebutnya sebagai salah satu kelompok teroris.
Warga Sipil Tersandera
Menurut De Mistura, diperkirakan ada sekitar 1.000 anggota Fron Al-Nusra di sana, dan mereka menyandera warga sipil dalam pertempuran itu.
De Mistura meminta Front Al-Nusra untuk meninggalkan wilayah itu. "Jika Anda memutuskan untuk meninggalkan (Aleppo) dengan bermartabat, dan dengan senjata Anda, ke Idlib, atau ke mana pun Anda ingin pergi, saya pribadi, saya siap secara fisik untuk menemani Anda," kata dia, seperti dilaporkan situs resmi PBB.
Dia khawatir pada kelompok ini, meski hanya sekitar 1.000 orang, jika tetap bertahan di Aleppo dan menahan sandera warga sipil, akan berarti menyangkut nasib 275.000 warga sipil.
Utusan PBB itu juga meminta Rusia dan Suriah untuk menghentikan serangan. Peningkatan serangan di kota itu membawa warga sipil dalam bahaya besar. Demi menghabisi 1.000 pasukan Front Al-Nusra mereka terus melancarkan serangan.
Dalam briefing itu, Penasihat Senior PBB, Jan Egeland, menyoroti basih banyak warga sipil Suriah yang berada di kantong-kantong pemukiman yang terkepung ketat oleh militer dan tidak memperoleh bantuan kemanusiaan. Mereka juga tidak bisa pergi untuk menyelamatkan diri.
"Ini adalah ilegal menurut hukum internasional dan itu adalah realitas tentang 861.000 warga Suriah," kata Egeland. "Kita harus jujur ââdengan diri kita sendiri, dan tidak ada keraguan bahwa kita gagal pengangkat warga sipil di Suriah pada saat ini. "
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...