PBB Berikan Bantuan Darurat untuk 500.000 Warga Irak Utara
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Komisariat Tinggi PBB Urusan pengungsi (UNHCR), Selasa, mengatakan pihaknya berjanji akan melakukan satu operasi besar-besaran untuk 500.000 warga Irak yang meninggalkan rumah mereka akibat diserang kelompok garis keras ISIS.
"Menanggapi situasi yang semakin memburuk di Irak utara, UNHCR pekan ini melancarkan salah satu dari bantuan-bantuan terbesarnya yang bertujuan menolong hampir setengah juta orang yang terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka," kata juru bicara Adrian Edwards kepada wartawan.
Kelompok garis keras Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang mengumumkan satu "kekhalifahan" di satu wilayah yang terbentang di perbatasan Irak-Suriah, setelah dua bulan aksi kekerasan yang menyebabkan Irak berada di ambang perpecahan.
Sampai sekarang, PBB memperkrian 1,2 juta warga Irak terlantar akibat perang tahun itu, kata Edwards menjelang pengiriman bantuan luar biasa yang akan dimulai Rabu (20/8).
"Penundaan beberapa menit, operasi udara, darat dan laut akan dimulai besok, yang dimulai dengan pengiriman lewat udara selama empat hari menggunakan Being 747 dari Aqaba di Jordania ke Arbil, disusul dengan konvoi darat dari Turki dan Jordan, dan mlalui laut dalam 10 hari ke depan," katanya.
Di antara pasokan awal adalah 3.000 tenda, 200.000 tikar plastik, 18.500 alat dapur dan 16.500 jerigen.
Edwards mengatakan tujuan utama adalah untuk membantu mereka yang kekurangan tempat penampungan atau perumahan.
"Kondisi-kondisi tetap menyedihkan karena mereka tanpa akses ke tempat penampungan yang ayak, warga berjuang untuk mendapatkan makanan dan air untuk diberikan kepada keluarga-keluarga mereka, dan mereka yang tanpa akses ke pengobatan dasar. Banyak yang datang dicengkeram dengan tragedi yang mereka alami dalam pekan-pekan belakangan ini-- meninggalkan rumah-rumah tanpa membawa barang-barang apapun dan banyak yang mengalami kehilangan orang-orang yang mereka cintai," katanya.
"Bantuan itu berasal dari luar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan warga yang sangat rawan, terutama saat ini warga yang tanpa akomodasi yang sangat memerlukan bantuan. Kami harus mulai dengan mereka yang paling kritis dan kemudian diperluas," kata Edwards.
"Ini adalah satu penderitaan besar kemanusian dan bencana dan itu terus berdampak pada para anggota yang sangat besar.Bantuan sangat dibutuhkan dan tetap diperlukan dalam pekan-pekan mendatang," tambahnya. (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...