PBB Cemas dengan Provokasi Israel di Yerusalem
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah mengatakan kepada Dewan Keamanan hari Selasa (15/9) bahwa provokasi serius oleh Israel berpotensi memicu kekerasan di luar tembok Kota Tua Yerusalem.
Utusan PBB itu, Nickolay Mladenov berbicara dengan Dewan melalui video conference dari Yerusalem. Dia prihatin atas kekerasan dan bentrokan di sekitar tempat-tempat suci di Kota Tua Yerusalem. Dia mendesak semua pemimpin untuk memastikan bahwa pengunjung dan jemaah menahan diri dan menghormati kesucian daerah itu.
Bentrokan dari berbagai intensitas telah berlangsung selama tiga hari, dan ikuti pembatasan oleh Israel akses masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa diterapkan dimulai pada 26 Agustus. Sejak itu, Pemerintah telah menetapkan larangan masuk ke kompleks dan daerah Temple Mount kepada anggota Muslim dan kelompok-kelompok Yahudi yang dianggap ekstrimis.
"Ketika Timur Tengah menghadapi gelombang teror dan ekstrimisme, provokasi serius seperti ini berpotensi memicu kekerasan di luar tembok Kota Tua Yerusalem," kata Nickolay Mladenov.
"Dengan latar belakang ini, konflik Israel-Palestina telah meninggalkan bekas luka yang tak terhapuskan...," kata utusan itu. "Lingkaran frustrasi, ketakutan dan kekerasan terus terjadi, merusak kepercayaan dalam mencari jalan keluar dari kebuntuan."
Dia menyampaikan kepada 15 negara anggota Dewan, empat pihak di Timur Tengah (Uni Eropa, Rusia, Amerika Serikat dan PBB) yang aktif berkonsultasi dengan Mesir, Yordania, Arab Saudi, Liga Arab, Gulf Cooperation Council, dan mitra internasional. Mereka berupaya menyelesaikan dengan solusi dua-negara dan menetapkan syarat untuk para pihak untuk kembali ke perundingan.
"Semua diskusi kami telah menyoroti tekad daerah untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan konflik," kata Mladenov. "Tapi pesan dari semua itu tidak lebih jelas: kesabaran habis."
Meskipun upaya oleh Israel dalam beberapa bulan terakhir untuk mengurangi beberapa pembatasan di Tepi Barat dan Gaza, Mladenov menggambarkan situasi di lapangan sebagai "genting."
Bulan terakhir ini, bentrokan antara warga Palestina dan pemukim Israel terjadi di Tepi Barat yang diduduki, melukai satu warga Palestina dan empat warga Israel. PBB melaporkan bahwa 115 warga Palestina terluka oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF) sementara enam anggota pasukan keamanan Israel terluka oleh Palestina. Di Tepi Barat, pasukan keamanan Israel menangkap 282 warga Palestina.
"Juga yang sangat mengganggu adalah kebijakan Israel yang terus pembangunan pemukiman dan menghancurkan bangunan milik Palestina di Area C Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur," kata Mladenov.
"Saya menyerukan kepada Israel untuk membekukan penghancuran, menghentikan rencana relokasi...’’ kata dia dan disebutkan sekitar 50 bangunan Palestina telah dihancurkan.
Di Gaza, listrik padam dilaporkan telah rata-rata 12 sampai 16 jam per hari, dan 40.000 karyawan sektor publik belum menerima gaji penuh selama satu tahun.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...