PBB Kecam, Serangan Israel ke Sekolah PBB di Gaza
KOSTA RIKA, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, mengecam serangan Israel di sebuah sekolah di Gaza yang membunuh 16 warga Palestina sebagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan, pada hari Rabu (30/7). Dia menyerukan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.
"Pagi ini sebuah sekolah PBB yang melindungi ribuan keluarga Palestina mendapat serangan tercela," kata Ban dalam pernyataan di tengah kunjungannya ke Kosta Rika. "Ini tidak bisa dibenarkan, dan menuntut akuntabilitas dan keadilan," kata dia seperti dikutip AFP.
Sekolah di kamp pengungsi Jabaliya di Gaza utara, yang menjadi tempat mengungsi lebih dari 3.000 orang yang kehilangan tempat tinggal, diserangan tank Israel saat fajar hari Rabu.
Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu bahwa pengungsi di fasilitas sekolah PBB telah diserang. Ban menuduh militer Israel mengabaikan komunikasi pada lokasi sekolah.
"Saya ingin membuat hal ini jelas bahwa lokasi yang tepat dari sekolah dasar ini telah dikomunikasikan kepada pihak berwenang militer Israel (sebanyak) 17 kali, baru-baru ini, tadi malam, hanya beberapa jam sebelum serangan itu," kata dia. "Mereka mengingatkan koordinat dan lokasi yang tepat di mana orang-orang ini."
Roket di Sekolah PBB
Serangan militer Israel di Gaza, yang berpenduduk 1,8 juta orang, telah membunuh ratusan orang dan ribuan luka-luka. Lebih dari 182.000 pengungsi dan berlindung di fasilitas yang dikelola oleh Pekerja dan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB, UNRWA juga melaporkan bahwa roket ditemukan di salah satu sekolah di Gaza tengah. Penemuan ini terjadi selama pemeriksaan reguler oleh UNRWA ke sekolah yang ditutup pada musim panas dan tidak digunakan sebagai tempat berlindung. Semua pihak terkait telah diberitahu, sebagaimana disiarkan oleh situs PBB, un.org.
"Kami mengutuk kelompok atau kelompok yang mengancam warga sipil dengan menempatkan amunisi ini di sekolah kami," kata juru bicara UNRWA, Chris Gunness.
"Ini merupakan pelanggaran mencolok lainnya dari netralitas tempat kami. Kami menyerukan kepada semua pihak yang bertikai untuk menghormati properti PBB dan tidak menganggu,” kata dia.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...