PM Turki Diminta Kembalikan Penghargaan Terkait Pernyataan Konflik Gaza
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, diminta mengembalikan penghargaan yang diberikan kepadanya oleh kelompok Yahudi Amerika pada tahun 2004. Kelompok itu meminta kembali terkait komentar yang dibuatnya tentang konflik di Gaza.
Duta Besar Turki untuk Amerika Serikat, Serdar Kilic, menulis surat kepada Jack Rosen, Presiden American Jewish Congress yang memberikan penghargaan pada 2004.
Atas nama Erdogan, Kilic mengatakan bahwa Erdogan dengan senang akan mengembalikan penghargaan karena tindakan Israel di Gaza, dan "sikap yang disesalkan dari kepemimpinan sekarang di Kongres Yahudi Amerika berhadapan dengan serangan baru terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza." Surat tertanggal 27 Juli itu disampaikan hari Selasa (29/7).
Dalam sebuah surat terbuka kepada Erdogan pekan lalu, sebagaimana dikutip kantor berita AP dan juga diuat oleh Huffington Post, disebutkan Rosen menggambarkan pemimpin Turki sebagai pemimpin anti-Israel yang paling ganas di dunia.
"Dia mengatakan Erdogan diberi penghargaan sebagai Profil Keberanian pada tahun 2004 atas kerjanya untuk sebuah solusi damai di Timur Tengah dan komitmennya untuk melindungi warga Yahudi Turki,” tulis Rosen.
Erdogan sekarang tengah berkampanye untuk dipilih presiden bulan depan. Dia telah mengeluarkan pernyataan keras menentang operasi Israel di Gaza, menuduh Israel melakukan genosida.
Dalam suratnya, Kilic menekankan bahwa "tekad Erdogan masih kuat dalam memerangi terorisme, mencegah segala bentuk ekstremisme, membawa solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina melalui cara-cara damai, serta menjamin keamanan dan kesejahteraan masyarakat Yahudi di Turki masih tetap kuat seperti sebelumnya."
Namun, kata dia, pemimpin Turki "tidak bisa diharapkan untuk menutup mata terhadap kebijakan pendudukan, blokade dan kehancuran yang dilakukan pemerintah Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza.
Dia menyebutkan juga, "dan pembunuhan warga sipil dan pemboman rumah sakit dan sekolah PBB di Gaza merupakan pelanggaran berat tidak hanya hukum internasional, tetapi juga nilai-nilai manusia yang paling mendasar."
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...