PBB Komitmen Kembangkan Budaya Pencegahan Konflik
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mempertimbangkan untuk mengubah oraganisasi dari budaya reaksi ke budaya pencegahan terhadap konflik.
DK PBB perlu menggunakan alat-alat dan sistem untuk memastikan adanya peringatan dini tentang potensi yang memicu konflik sebagai tindakan "lebih dini dan pencegahan secara konkret.
Dengan suara bulat pada Kamis (21/8) Dewan mengadopsi resolusi pencegahan konflik, dan menyatakan tekad untuk meningkatkan efektivitas PBB "dalam mencegah dan mengakhiri konflik bersenjata, mencegah eskalasi dan menyebar. Komitmen itu juga menggarisbawahi pertimbangan moral, politik dan kemanusiaan serta masalah ekonomi dalam pendekatan preventif tersebut.
PBB, termasuk DK harus memperhatikan indikasi peringatan dini potensi konflik dan memastikan tindakan yang cepat dan efektif untuk mencegah, dan mengakhirinya. Resolusi juga menegaskan strategi pencegahan konflik yang komprehensif harus mencakup peringatan dini, diplomasi preventif, mediasi, penyebaran preventif, pemeliharaan perdamaian, dan perlucutan senjata.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan, bahwa ada tantangan yang lebih penting. Dan tentang peran Dewan keamanan, “selama 64 tahun terakhir, menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya, namun tidak dapat berbicara tentang tren positif ketika melihat konflik di Suriah, Irak, Gaza, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah dan Ukraina, serta di tempat lain.
Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, dalam pidato sebelum mengakhiri masa jabatannya mengatakan bahwa diperlukan penguatan aktor-aktor masyarakat sipil dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan dialog. (un.org)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...