PBB: Myanmar Bebastugaskan Tentara Anak
MYANMAR, SATUHARAPAN.COM - Militer Myanmar akhirnya membebastugaskan lagi 68 anak-anak dan remaja di bawah umur dari kemiliteran, kata PBB, Rabu (7/8). Sebelumnya PBB menyerukan untuk membebaskan semua tentara anak di angkatan bersenjata Myanmar.
Pembebasan tersebut adalah langkah terbesar sejak PBB menandatangani kesepakatan mengenai masalah ini pada bulan Juni 2012 dengan rezim reformis Myanmar dan tentara "Tatmadaw", yang selama bertahun-tahun merekrut anak-anak dijadikan tentara untuk meningkatkan kekuatannya.
Secara berkala selama satu tahun total sebanyak 176 anak dan remaja telah dikeluarkan dari tugas militer, tetapi perekrutan anak dan remaja untuk dijadikan tentara belum berhenti.
"Waktunya telah tiba untuk membebaskan semua anak dari angkatan bersenjata Myanmar," kata Shalini Bahuguna, deputi wakil UNICEF di Myanmar, dalam sebuah pernyataan. Sementara belum jelas jumlah anak yang saat ini bertugas di militer Myanmar.
Mengakhiri pelanggaran hak azasi merupakan tuntutan utama dari masyarakat internasional pada pemerintah Myanmar sejak dimulainya reformasi setelah terbebas dari pemerintahan junta militer di tahun 2011.
Myanmar menyatakan telah mengeluarkan 42 anak dari militer pada bulan September tahun lalu, 24 anak pada Februari dan 42 di bulan Juli. Mereka yang dibebaskan direkrut pada waktu mereka masih anak-anak, tetapi beberapa sudah beranjak dewasa.
"Saya selalu mengatakan bahwa militer bukanlah tempat bagi seorang anak untuk tumbuh. Kami sangat senang untuk anak-anak dan remaja yang dibebaskan hari ini," kata Ashok Nigam, koordinator warga dari PBB di Myanmar.
PBB juga mendesak pemberontak etnis untuk mengakhiri perekrutan anak-anak, terdapat tujuh kelompok bersenjata non-negara yang juga dituduh menggunakan personel di bawah umur. (globalpost.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...